KHURASAN (Arrahmah.com) – Yayasan As-Sahab, sayap media Mujahidin Al-Qaeda, pada hari Jum’at (2/5/2014) merilis video keempat dari serial “Hari-hari Bersama Al-Imam”. Serial video tersebut merupakan ceramah Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri hafizhahullah yang menceritakan kenangan-kenangan beliau selama menyertai Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah.
Video keempat “Hari-hari Bersama Al-Imam” berdurasi 39 menit 28 detik. Dalam video tersebut Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri banyak bercerita tentang pertempuran heroik di pegunungan Tora-Bora, Jalalabad, Afghanistan saat terjadi invasi zionis-salibis pada akhir tahun 2001. Syaikh Aiman Azh-Zhawahiri menceritakan beberapa tokoh Afghanistan yang berjasa besar kepada Syaikh Usamah bin Ladin dan mujahidin Al-Qaeda sehingga mereka berhasil keluar dari Tora-Bora dengan selamat.
Mengingat durasi video tersebut cukup panjang, arrahmah.com insya Allah Ta’ala akan menurunkan terjemahannya dalam beberapa bagian. Berikut ini adalah bagian kedua dari terjemahan video seri keempat “Hari-hari Bersama Al-Imam” tersebut.
Hari-hari bersama sang Imam
Termasuk dalam hal ini adalah satu perkara lainnya, yaitu ketika sebagian ikhwan berbicara tentang Syaikh Usamah bin Ladin, mereka berbicara tentang aspek akhlak dan aspek perilaku beliau, keluhuran akhlak, sikap toleran dan kedermawanan beliau; tidak diragukan lagi itu adalah kelebihan-kelebihan beliau yang diakui sendiri oleh musuh beliau dan kawan beliau. Kita wajib menyebutkannya dan memujinya.
Namun apakah Syaikh Usamah bin Ladin menjadi seorang imam karena beliau memiliki keluhuran akhlak atau tata cara pergaulan yang baik? Syaikh Usamah bin Ladin menjadi seorang imam dan mujaddid karena beliau telah “meledakkan” jihad melawan Amerika, turut serta dalam jihad melawan Komunis Rusia, dan membongkar kedok para penguasa bobrok [di negeri-negeri kaum muslimin]. Inila aspek yang paling kuat, paling jelas dan paling menonjol dalam kehidupan Syaikh Usamah bin Ladin.
Oleh karena itu wahai ikhwan-ikhwan, kenapa saat kalian membicarakan tentang Syaikh, kalian tidak membicarakan aspek yang sangat urgen ini, aspek yang karenanya Syaikh Usamah bin Ladin menjadi seorang imam.
Lagi, sebagian ikhwan ketika membicarakan tentang Syaikh, mereka hanya menyebutkan jihad beliau melawan Rusia. Lalu mereka diam dan menyembunyikan dua perkara yang sangat urgen dalam perjalanan hidup Syaikh.
Perkara pertama adalah jihad Syaikh melawan Amerika. Syaikh Usamah bin Ladin mampu menyatukan umat Islam dan memobilisasi mereka untuk melawan musuh bersama, berjihad bersama melawan mush bersama, yaitu Amerika. Ijtihad beliau dalam hal ini adalha ijtihad yang mendapat taufik berkat karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Perkara kedua yang sangat urgen adalah sikap Syaikh Usamah bin Ladin dari para penguasa yang bobrok lagi membuat kebobrokan. Ya, memang Syaikh Usamah mengatakan bahwa jika kita semua telah bersatu melawan pemimpin kekafiran, si kepala ular, berhala Hubal kontemporer seperti yang beliau istilahkan, dan jika berhala terbesar ini telah runtuh niscaya berhala-berhala kecil dan para pengekornya juga akan ikut runtuh.
Akan tetapi pada saat yang bersamaan, beliau juga membongkar, menyingkap, menantang, mengkritik, dan menjelaskan kebobrokan para penguasa yang rusak lagi berbuat kerusakan tersebut, dan beliau menghasung umat Islam untuk melawan mereka.
Maka dimanakah dua aspek ini, wahai ikhwan-ikhwan, dalam pembicaraan kalian tentang Syaikh Usamah bin Ladin? Kenapa kalian tidak menampakkan secara jelas dua aspek yang sangat urgen dalam kehidupan Syaikh Usamah ini? Kenapa kalian tidak menampakkan secara jelas dua aspek yang sangat urgen dalam kehidupan Syaikh Usamah ini?
Wahai ikhwan-ikhwan yang tercinta…
Syaikh Usamah bin Ladin mendukung revolusi banga-bangsa Arab melawan para penguasa yang bobrok lagi membuat kebobrokan. Sebelum revolusi itu terjadi, beliau telah menghasung umat Islam untuk bergerak dan membebaskan diri dari kekuasaan para rezim tersebut. Beliau telah menghasung umat Islam untuk melakukan revolusi dan bangkit melawan. Kemudian saat revolusi-revolusi rakyat tersebut terjadi, beliau memberikan sikap dukungan, memuji dan mendoakan keberkahan untuknya.
Hal yang lebih penting dari semua sikap itu adalah beliau memberikan pengarahan kepadanya. Beliau memberikan pengarahan kepadanya karena revolusi-revolusi ini harus menjadi revolusi yang lurus [benar], yang mengantarkan rakyat-rakyat tersebut kepada hukum [pemerintahan] Islam dan pembebasan diri dari kekuasaan pihak asing dan kebobrokan penguasa dalam negeri.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi membuktikan bahwa pandangan Syaikh tersebut yang memperingatkan umat Islam untuk waspada agar tidak terjatuh dalam kubangan lumpur demokrasi sekuler adalah peringatan yang tepat dan sesuai pada tempatnya.
Realita telah tersingkap, topeng telah terbongkar, Amerika telah menampakkan taring-taringnya, dan para antek Amerika telah menyeringaikan taring-taring mereka serta menampakkan wajah mereka yang sesungguhnya, dimana mereka menggilas revolusi-revolusi ini dengan tank-tank dan panser-panser, membombardirnya dengan pesawat-pesawat tempur, dan membunuhnya dengan senapan-senapan dan meriam-meriam. Para penguasa antek Amerika itu memakan patung roti demokrasi yang mereka ciptakan dan mereka anggap suci.
Peristiwa-peristiwa telah membuktikan jauhnya pandangan Syaikh Usamah bin Ladin dan kebenaran pendapat beliau bahwasanya beliau menyerukan agar revolusi-revolusi itu melanjutkan perjalanannya, namun revolusi-revolusi ini terperangkap dan lenyap sia-sia dalam kubangan lumpur demokrasi, kemudian banyak aktivis Islam yang tidak lagi mengerti kebenaran-kebenaran ajaran Islam, mereka kebingungan dan kehilangan jalan akibat rayuan-rayuan demokrasi dan bualan-bualan mimpinya.
Pada hari ini kita melihat bahwa apa yang terjadi di negeri Syam, Mesir, Libya, dan Tunisia; semuanya berjalan di atas satu perencanaan yang sama [yang dirancang] oleh Amerika, meskipun ada perbedaan dalam beberapa uraian rinci dan momentumnya. Namun semua itu mengarah kepada satu hal yang sama, yaitu memancing para aktivis Islam kepada kubangan lumpur demokrasi sekuler. Dalam kubangan itulah kekuatan aliran perjuangan Islam [aktivis Islam] akan tercerai-berai seperti halnya aliran air sungai akan tercerai berai manakala memasuki rawa-rawa dan kolam-kolam.
Kemudian jika cara [demokrasi sekuler] ini tidak sukses menjebak para aktivis Islam, maka musuh kita yaitu Amerika akan menampakkan wajah buruknya yang sesungguhnya dan para antek Amerika akan maju dengan senjata, pembantaian, dan pemberangusan untuk membungkam harapan bangsa-bangsa muslim yang menginginkan pemerintahan hukum Islam, terbebas dari hegemoni asing dan kebobrokan penguasa dalam negeri.
Apa yang hari ini terjadi di Mesir, wahai ikhwan-ikhwan, adalah kejahatan yang pilar-pilarnya telah sempurna; kejahatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh orang-orang sekuler dan propagandis liberalisme-HAM dan demokrasi, slogan-slogan kosong yang tak ada realitanya. Kejahatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan musuh dari luar negeri, yaitu Amerika, dengan perantaraan kekuatan militer yang dididik, dilatih, disusui, diasuh dan dibiayai oleh Amerika.
Inilah segitiga musuh yang sangat berbahaya. Sayangnya, mereka masih diperkuat oleh partai palsu, [diktator militer Abdel Fattah] As-Sisi, yang melakukan kebohongan besar-besaran untuk melegalkan kebiadaban militer ke-Amerika-amerikaannya dan para separatis Kristen. Mereka semua, wahai ikhwan-ikhwan, pada hari ini bersama-sama melayani kepentingan program militer Amerika. Mereka semua menentang revolusi bangsa-bangsa Arab yang ingin kembali kepada [pemerintahan] Islam, leluasa menerapkan syariat Islam, terbebas dari penjajahan asing dan kebobrokan penguasa dalam negeri.
Pada hari ini, wahai ikhwan-ikhwan, di Mesir kita menghadapi orang-orang sekuler yang bejat, pihak militer yang membantai, dan para hakim yang fasik. Kita menghadapi gabungan kelompok yang bobrok dan membuat kebobrokan tersebut. Ini adalah kejahatan yang telah sempurna pilar-pilarnya. Mereka adalah para penjahat yang menyerang dan menindas umat Islam.
Umat Islam berhak untuk membela diri. Umat Islam berhak untuk melawan kezaliman. Para ulama fiqih telah menetapkan bahwa musuh yang menyerang nyawa, agama dan harta harus dilawan dengan sarana yang memungkinkan untuk menghentikan kejahatannya. Umat Islam berhak memilih cara untuk menghadapi para musuh yang menyerang tersebut. Umat Islam dan para tokoh mereka berhak memilih cara yang sesuai untuk melawan permusuhan tersebut.
Bukan hak penjahat untuk memaksakan kepada korbannya sarana yang dipergunakannya untuk melawannya. Bukan hak pihak yang zalim untuk memaksakan cara yang dengan orang yang dizalimi mencegah kezaliman pihak yang menzaliminya. Melawan kezaliman adalah kewajiban yang ditetapkan oleh syariat, ditetapkan oleh Islam, dan tidak ada seorang pun yang berhak mencegah orang lain untuk mempergunakan sarana yang paling cocok dalam melawan kezaliman tersebut.
Inilah yang hendak saya sampaikan dalam mukaddimah pembicaraan saya pada hari ini.
Bersambung, insya Allah…
(muhib al majdi/arrahmah.com)