Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi menawarkan bantuan itu disela-sela kunjungan tiga harinya ke Thailand. Dengan akar budaya dan agama yang sama, Malaysia sebagai negara tetangga Thailand, ingin memainkan peran yang lebih besar dalam membantu menstabilkan kawasan Thailand Selatan.
“Kami tahu kelompok separatis, bahwa mereka Muslim dan masih keturunan Malaysia. Dan Malaysia memiliki hubungan baik dengan Thailand,” kata Abdullah Badawi seperti dikutip kantor berita Malaysia, Bernama.
Malaysia, sambung Badawi, sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim merupakan mediator yang penting untuk membicarakan masalah perdamaian dengan para pemuka Muslim di Thailand.
Kunjungan Abdullah Badawi ke Thailand, salah satunya adalah untuk mencari solusi guna mengakhiri aksi-aksi kekerasan di Thailand Selatan, wilayah yang didominasi warga Muslim. Dalam pembicaraannya dengan para pejabat pemerintahan Thailand, Abdullah mengatakan bahwa kemiskinan menjadi salah satu faktor yang memicu kekacauan di wilayah tersebut.
“Kemiskinan dan perkembangan ekonomi yang lambat di wilayah perbatasan memberikan kontribusi bagi masalah-masalah keamanan di selatan Thailand,” ujar Abdullah.
Ia meminta pemerintah Thailand segera menyelesaikan persoalan ini agar mendapat dukungan dan kepercayaan dari warga Thailand Selatan. Menurutnya, jika kemakmuran dan stabilitas keamanan sudah tercapai, maka upaya untuk menciptakan perdamaian di kawasan itu akan lebih mudah dilakukan.
Akui Kegagalan
Sementara itu, PM Thailand Surayud Chulanont mengakui kegagalan pemerintahnya dalam menangani persoalan warga Muslim. Menurutnya, kampanye pemerintah untuk mendapatkan kepercayaan dan merangkul warga Muslim tidak mengalami kemajuan.
“Laporan-laporan evaluasi menunjukkan bahwa para pejabat pemerintah tidak mendapatkan respon menggembirakan dari penduduk di selatan,” ujarnya seperti dikutip Reuters.
Sejak kudeta tak berdarah di Thailand pada 19 September lalu, pemerintahan baru di Thailand menyatakan komitmennya untuk memulihkan situasi dan memberikan keadilan bagi warga Muslim di selatan Thailand yang selama ini berada di bawah kebijakan tangan besi perdana menteri lama, Thaksin Shinawatara.
Tapi kenyataannya, tindak kekerasan seperti penembakan, ledakan bom hampir setiap hari terjadi di tiga provinsi di kawasan selatan Thailand yang langsung berbatasan dengan Malaysia itu.
Surayud menegaskan, apa yang terjadi di selatan adalah sebuah dilema dan butuh upaya yang komprehensif untuk menumbuhkan rasa saling memahami antara negara dan rakyatnya.
“Upaya kita untuk memulihkan perdamaian di wilayah itu akan terwujud dan kekerasan akan berakhir, hanya jika rakyat mau bekerjasama dengan kita,” ujar Surayud.
Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintahan Surayud untuk memulihkan kepercayaan warga Muslim pada pemerintah adalah permintaan maaf yang disampaikan langsung oleh pemerintah pada warga Muslim atas penindasan yang dilakukan selama bertahun-tahun.
Namun upaya itu nampaknya belum cukup. Sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa dukungan warga Muslim terhadap Chulanont turun menjadi 48 persen dari 71 persen pada bulan November lalu.
Warga Muslim di tiga provinsi di Thailand Selatan yaitu, Pattani, Yala dan Narathiwat mengeluh mereka masih diperlakukan sebagai warga kelas dua, tidak mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan dan lapangan pekerjaan. Dan keluhan-keluhan itu seolah tidak didengar pemerintah. (ln/iol/eramuslim)