DEPOK (Arrahmah.com) – Suasana duka menyelimuti rumah keluarga Farhan Savero (35), yang tertembak peluru saat menjaga rumah kediaman Imam Besar Habib Rizieq saat kerusuhan pecah di Petamburan, Tanah Abang.
Jasad Farhan Savero (35) tiba di rumah duka yang berada di Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat, pada Rabu (22/5/2019).
Sang ayah, Safri Alamsyah dan ibu Farhan langsung menyambut keranda jasad anaknya yang dibalut kain warna hijau.
Farhan tewas dihantam peluru tajam yang menembus bagian dadanya.
Safri meminta agar pemerintah bertanggungjawab untuk mengusut kematian anak ke duanya ini.
“Pertama yang bertanggungjawab (kematian anak saya) Presiden Joko Widodo, Megawati, Moeldoko, dan para jendral terdahulu,” tegas Safri.
Meski demikian, Safri menyakini amal dan ibadah anaknya itu akan diterima Tuhan Yang Maha Esa.
“Saya bangga dengan putra saya, Insya Allah mati Sahid,” ujarnya.
Farhan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Namun, nyawanya tak tertolong dan menghembuskan napas terakhir di rumah sakit.
“Korban waktu datang belum meninggal, jadi sempat diresusitasi kemudian tidak tertolong dan kita menghubungi keluarga dan kita kirim ke [rumah sakit] Cipto sekarang,” ujar Direktur Rumah Sakit Budi Kemuliaan, dr. Fahrul W Arbi.
Fahrul menerangkan penyebab dari tewasnya Farhan karena peluru tembus hingga ke bagian paru-paru sehingga menyebabkan selaput paru robek.
Syarif Al Idrus, salah kerabat almarhum yang juga saksi kejadian, mengatakan, sekira pukul 02.00 WIB terjadi gesekan antara massa dengan aparat.
“Massa dipukul mundur. Aparat masuk ke markas (FPI) dan terjadi baku hantam,” ujarnya
Syarif mengaku tidak tahu peristiwa awal terjadinya gesekan. Namun yang jelas, kata Syarif, banyak terdengar suara tembakan.
“Banyak suara tembakan bahkan ada selongsong peluru berjatuhan. Ada sekitar 15 selongsong,” terangnya.
(ameera/arrahmah.com)