GAZA (Arrahmah.id) — Husam Abu Safiyya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di utara Jalur Gaza, menjadi salah satu simbol perlawanan baru terhadap pendudukan dengan sikapnya yang menentang pasukan Israel sebelum ditahan
Kamal Adwan, satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi di utara Gaza, kembali diserang oleh tentara Israel pada 27 Desember.
Tentara Israel mengusir pasien dan petugas kesehatan dari rumah sakit setelah penggerebekan tersebut.
Dilansir Anadolu Agency (30/12/2024), Direktur rumah sakit itu Abu Safiyya tidak meninggalkan pasien dan rekan-rekannya sendirian saat mempertahankan rumah sakit hingga saat-saat terakhir agar Kamal Adwan dapat terus beraktivitas meski diserang tentara Israel.
Momen ketika Dokter Abu Safiyya berjalan sendirian menuju tank Israel dengan mengenakan jas putih di jalanan yang rusak parah pada 27 Desember menjadi sebuah simbol perjuangan.
Ini adalah salah satu gambar terakhir Abu Safiyya sebelum dia ditahan tentara Israel dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui.
Foto Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan yang berjalan sendirian menuju tank Israel dibagikan ribuan kali di media sosial.
Banyak kartunis Palestina dan asing membagikan gambar Abu Safiyya ini, yang telah menjadi simbol perjuangan Palestina di tengah kehancuran Gaza.
Abu Safiyya kini menjadi salah satu simbol perlawanan Palestina terhadap pendudukan tentara Israel di Gaza, ditahan pada 27 Desember dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui.
Belum ada informasi mengenai keberadaan dan kondisi kesehatan Abu Safiyya.
Lahir di Gaza, putra seorang pengungsi Palestina
Abu Safiyya lahir pada 21 November 1973, di Kamp Pengungsi Jibaliya di utara Gaza.
Keluarga Abu Safiyya, juga dikenal sebagai Abu Ilyas, diusir secara paksa dari Asqalan (Ashkelon) di wilayah bersejarah Palestina pada 1948, ketika Israel didirikan, dan mengungsi di Gaza.
Abu Safiyya yang lahir di kamp pengungsi dikenal sebagai salah satu dokter anak terkemuka di Gaza.
Dia kehilangan putranya yang terluka akibat serangan Israel, meski begitu dia tetap tidak meninggalkan perjuangannya membantu para pasien di rumah sakit.
Abu Safiyya, seperti setiap warga Palestina lainnya, harus menanggung kerugian atas serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Putra Abu Safiyya, Ibrahim, tewas dalam serangan yang dilakukan tentara Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan pada 26 Oktober.
Abu Safiyya yang menunaikan salat jenazah putranya dengan kain putih tetap melanjutkan tugasnya meski kehilangan putranya.
Meskipun berulang kali mendapat ancaman dari tentara Israel, Abu Safiyya menolak untuk mengevakuasi Rumah Sakit Kamal Adwan dan meninggalkan daerah tersebut.
Abu Safiyya terluka akibat pecahan peluru di pahanya saat tentara Israel menyerang rumah sakit pada 23 November.
Dokter Palestina tersebut mengatakan setelah serangan itu, “Ini tidak akan menghentikan kami. Saya terluka di tempat saya bekerja dan ini merupakan suatu kehormatan. Darah saya tidak lebih berharga daripada darah rekan-rekan saya atau orang-orang yang kami layani. Saya akan kembali ke rumah sakit dan bertemu dengan pasien segera setelah saya pulih.”
Abu Safiyya terus merawat pasiennya dengan menggunakan tongkat selama beberapa hari setelah dia terluka.
Selama serangan darat tentara Israel yang dimulai pada 6 Oktober dan berlanjut, Abu Safiyya berkali-kali meminta bantuan untuk RS Kamal Adwan dari dunia.
Namun, ketika dunia tetap bungkam terhadap panggilan dokter Palestina tersebut, tentara Israel menyerbu Kamal Adwan dengan tank dan kendaraan lapis baja pada 27 Desember.
Kamal Adwan adalah satu-satunya rumah sakit yang tertinggal yang melayani para korban serangan Israel di utara Gaza, dan kini sudah tidak berfungsi lagi.
Meski sudah lewat empat hari, masih belum diketahui kondisi dan kemana dibawa Abu Safiyya, salah satu simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel di Gaza. (hanoum/arrahmah.id)