NEW DELHI (Arrahmah.com) – Diusir dari rumah mereka di distrik Vadodara Gujarat, ratusan keluarga Muslim India terdampar di daerah kumuh setelah program rehabilitasi pemerintah terhenti karena adanya keberatan dari mayoritas Hindu yang tidak ingin ummat Islam berada di ingkungan mereka.
“Kami tidak punya rumah. Jadi kami tidak bisa memberikan pengobatan dan perawatan yang diperlukan untuk anak-anak kami,” Shabana, seorang wanita Muslim yang kehilangan rumahnya dan gagal untuk mendapatkan sebuah rumah di Kalali, berkata kepada OnIslam.net, Jum’at (10/4/2015).
“Siapa yang akan menjaga dua anak-anak saya yang masih kecil jika saya pergi ke rumah sakit bersama dengan anak kami yang lain? Kami tidak memiliki rumah. Kami tidur di jalan,” ungkap Shabana.
Shabana adalah salah satu dari sekitar 450 keluarga Muslim yang diusir dari dua permukiman kumuh di distrik Vadodara Gujarat India di bawah program rehabilitasi kumuh.
Para keluarga itu menjadi tunawisma ketika rumah mereka di daerah Kalyan Nagar dan Kamathipura telah diratakan dengan tanah di bawah program rehabilitasi itu.
Meskipun pemerintah telah berjanji untuk merelokasi mereka di Kalali, para keluarga Muslim tidak bisa menempati rumah baru mereka setelah penduduk setempat, yang sebagian besar dari mereka adalah Hindu, menolak keberadaan keluarga Muslim tersebut.
Beberapa keluarga Muslim secara sementara telah dipindahkan ke Maneja Extension, sebuah daerah di pinggiran kota. Tapi di daerah-daerah yang didominasi Hindu, Muslim tidak diterima keberadaannya.
Wahida adalah wanita Muslim lain yang menghadapi masalah yang sama.
Wahida yang memiliki dua anak merasa khawatir terkait dengan nasib studi anak-anaknya setelah dia diberi sebuah rumah sementara di daerah yang jauh dengan sekolah anaknya.
“Mereka (pemerintah) telah memberi kami sebuah rumah sementara. Namun tidak ada air atau listrik sambungan. Jadi, hal itu tidak mudah bagi kami,“ungkap Wahida kepada OnIslam.net.
“Sekolah anak-anak ini cukup jauh dari sini. Ini akan sulit bagi kami untuk memasukkan mereka ke sebuah sekolah baru di sini.“
Muslim di India sering mengalami diskriminasi dan Hindu biasanya tidak mau ummat Islam tinggal di wilayah mereka.
“Saya pikir organisasi garis keras Hindu telah menciptakan suasana seperti itu bahwa perbedaan antara Hindu dan Muslim telah melebar dalam beberapa tahun terakhir. Dan itulah sebabnya orang Hindu biasanya tidak ingin ummat Islam tinggal di koloni mereka,” ungkap aktivis sosial Fahim Baig kepada OnIslam.net.
“Ada kasus di banyak kota-kota metropolitan, termasuk Mumbai, dimana pengembang menolak untuk menjual apartemen kepada Muslim hanya karena keyakinan agama mereka.”
Sampai hari ini, Gulfam dan Shahnoor, sopir Bajaj, tetap hidup di jalan bersama dengan keluarga mereka.
“Kami tidak memiliki rumah. Jadi kami khawatir tentang keselamatan istri dan anak-anak kami. Kami mengkhwatirkan mereka ketika kami pergi bekerja,” kata Shahnoor.
“Kami tidak bisa meninggalkan mereka sendirian selama berjam-jam dan harus kembali menjelang malam.”
(ameera/arrahmah.com)