KAIRO (Arrahmah.com) – Salah satu kapal kontainer kargo terbesar di dunia telah berbelok ke samping dan memblokir semua lalu lintas di Terusan Suez milik Mesir, mengancam akan mengganggu sistem pengiriman global yang sudah tertekan oleh pandemi virus korona.
MV Ever Given, kapal kontainer berbendera Panama yang membawa perdagangan antara Asia dan Eropa, berlabuh pada Selasa (23/3/2021) di jalur air buatan yang memisahkan benua Afrika dari Semenanjung Sinai.
Evergreen Marine Corp., sebuah perusahaan pelayaran besar yang berbasis di Taiwan yang mengoperasikan kapal tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Ever Given telah digerakkan oleh angin kencang saat memasuki Terusan Suez dari Laut Merah tetapi tidak ada peti kemasnya yang tenggelam.
Sejumlah besar ekskavator berusaha untuk mengeluarkan kapal yang bagian ujung depannya terjebak di darat.
Peta pelacakan menunjukkan kapal seberat 200.000 ton itu terkunci di bentangan paling selatan jalur air, antara Danau Great Bitter dan pelabuhan Laut Merah Suez.
Setidaknya 30 kapal diblokir di utara Ever Given, dan tiga di selatan, kata sumber setempat. Puluhan kapal juga terlihat berkerumun di sekitar pintu masuk utara dan selatan kanal.
Otoritas Terusan Suez tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar, lansir Al Jazeera.
Berusia lebih dari 150 tahun, Terusan Suez adalah salah satu rute perdagangan terpenting di dunia dan sekitar 10 persen dari semua perdagangan maritim internasional melewatinya.
Hampir 19.000 kapal, atau rata-rata 51,5 kapal per hari, dengan berat bersih 1,17 miliar ton melewati kanal selama 2020, menurut Otoritas Terusan Suez (SCA).
Ketidakpastian atas penyumbatan tersebut membuat harga minyak naik, karena investor menilai dampaknya terhadap pasar minyak mentah global.
Terusan tersebut telah menjadi anugerah bagi ekonomi Mesir yang sedang berjuang dalam beberapa tahun terakhir, dengan negara itu menghasilkan $ 5,61 miliar pendapatan dari jalur air tersebut tahun lalu.
Pada bulan Februari, Presiden Abdel Fattah el-Sisi memerintahkan kabinetnya untuk mengadopsi “kebijakan pemasaran yang fleksibel” untuk kanal tersebut guna mengatasi kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh COVID-19.
Otoritas Mesir belum mengomentari insiden kapal tanker itu.
Pada 2018, Terusan Suez juga ditutup sementara setelah kapal kontainer milik Yunani mengalami kerusakan mesin yang berujung pada tabrakan lima kapal.
Pada tahun 2014, kapal kontainer sepanjang 324 meter, Colombo Express, juga kehilangan kendali dan menabrak sisi Maersk Tanjong yang berukuran sama. (Althaf/arrahmah.com)