JAKARTA (Arrahmah.com) – Utang pemerintah pusat terus mengalami kenaikan. Pada Januari 2019 tercatat total utang pemerintah sebesar Rp4.498,65 triliun. meningkat dari posisi Desember 2018 yang sebesar Rp4.418,30 triliun.
Utang ini mengalami kenaikan Rp 539,9 triliun atau tumbuh 13% dari Januari 2018 yang sebesar Rp 3.958,66 triliun.
“Ini disebabkan akhir tahun lalu dinamika volatilitas tinggi dan di Januari kita ambil langkah terbitkan surat utang global secara signifikan untuk antisipasi keseluruhan tahun 2019,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di kantornya, Rabu (20/2/2019), lansir VIVA.
Jika dirujuk berdasarkan data-data sebelumnya, rasio tersebut terus mengalami lonjakan tiap tahunnya.
Pada 2015 misalnya, sejak Joko Widodo menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, rasio utang tercatat sebesar 27,43 persen, kemudian naik di 2016 menjadi 27,96 persen, melonjak di 2017 menjadi 29,2 persen, dan di 2018 menjadi 29,98 persen.
Adapun dari total utang sepanjang 2018 itu, sebagian besar didominasi oleh Surat Berharga Negara sebesar Rp3.702,77 triliun.
Dengan rincian, SBN denominasi rupiah sebesar Rp2.675,04 triliun, dan denominasi valas Rp1.027.72 triliun, termasuk masing-masing di dalamnya Surat Utang Negara dan Surat Berharga Negara Syariah atau Sukuk.
Sementara itu, utang pemerintah pusat yang berasal dari pinjaman, sebesar Rp795,79 triliun. Dengan rincian, pinjaman yang berasal dari luar negeri sebesar Rp788,66 triliun, sedangkan yang berasal dari dalam negeri sebesar Rp7,13 triliun.
(ameera/arrahmah.com)