WASHINGTON (Arrahmah.com) – Jumlah korban jiwa akibat coronavirus novel di AS terus melonjak. Dalam data yang diterbitkan oleh Universitas Johns Hopkins pada Selasa (7/4/2020) menunjukkan bahwa jumlah kematian telah melampaui angka 10.000 jiwa.
Tercatat sebanyak 367.650 kasus COVID-19 di AS, yang berjuang untuk mengekang wabah tersebut. Sebanyak 10.943 jiwa telah melayang dan 19.810 orang telah berhasil pulih dari infeksi virus corona.
Lonjakan tajam ini muncul setelah Surgeon General AS Jerome Adams memperingatkan bahwa pekan ini akan menjadi saat yang “paling sulit dan paling menyedihkan” bagi negara.
“Ini akan menjadi pekan yang paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan kebanyakan orang Amerika. Ini akan menjadi momen Pearl Harbor dan 9/11 saat kami, pada waktu itu tidak perlu melakukan karantina, namun hal ini akan terjadi di seluruh negeri ,” kata Adams kepada koresponden Fox News Sunday.
Pada hari Sabtu (4/4), Presiden Donald Trump mengatakan negara itu akan melihat “banyak kematian” minggu depan karena pandemi global coronavirus.
“Ini mungkin akan menjadi minggu terberat antara minggu ini dan minggu depan. Dan sayangnya, akan ada banyak kematian, tetapi kematian jauh lebih sedikit daripada jika ini tidak dilakukan,” katanya di Gedung Putih dalam konferensi pers terkait COVID-19.
Dokter yang memimpin tim tanggapan coronavirus Gedung Putih, Deborah Birx, mempresentasikan gambaran terkait kemungkinan jumlah kematian akibat virus corona di AS pada Rabu (1/4).
Dalam presentasi tersebut, diperkirakan akan ada sekitar 100.000 dan 240.000 orang yang kemungkinan menjadi korban jika AS mengikuti pedoman sosial dan kesehatan masyarakat. Namun, jika hal tersebut tidak dilakukan, maka kemungkinan ada ada sekitar 1,5 hingga 2 juta kematian akibat COVID-19 di AS.
New York adalah negara yang paling parah dilanda pandemi dengan hampir 5.000 kematian. Dari 130.689 infeksi di negara bagian yang dikonfirmasi, total 4.758 orang telah meninggal, naik dari 4.159 yang tercatat pada Ahad (5/4).
AS telah menjadi negara dengan infeksi coronavirus paling banyak, diikuti oleh Spanyol, Italia dan Jerman setelah virus tersebut muncul di kota Wuhan di Cina pada bulan Desember. Sejak itu menyebar ke setidaknya 184 negara dan wilayah.
Ada hampir 1.310.000 infeksi coronavirus yang dikonfirmasi di seluruh dunia dan lebih dari 72.600 kematian, menurut Johns Hopkins. Lebih dari 273.500 orang telah pulih dari penyakit ini. (rafa/arrahmah.com)