KHARTOUM (Arrahmah.com) – Presiden Sudan Omar Al-Bashir menunjuk perdana menteri baru pada Ahad (24/2/2019) ketika ratusan demonstran mendesaknya untuk mengundurkan diri setelah dia memberlakukan keadaan darurat di seluruh negeri.
Dalam sebuah pernyataan dari kantornya, Al-Bashir mengumumkan penunjukkan Mohammad Tahir Ayala sebagai Perdana Menteri, bagian dari perombakan besar kabinet yang membubarkan pemerintah federal dan menggantikan semua gubernur negara bagian dengan perwira militer senior, lansir Daily Sabah.
Menteri Pertahanan Jenderal Awad Ibnouf dilantik sebagai wakil presiden pertama setelah pendahulunya Bakri Hassan Saleh dipecat oleh Bashir. Dia juga mengangkat 16 perwira militer dan dua perwira dari Dinas Intelijen dan Keamanan Nasional sebagai gubernur baru untuk 18 provinsi di negara tersebut.
Al-Bashir memberlakukan keadaan darurat selama setahun pada Jum’at (22/2) setelah aksi protes anti-pemerintah yang berujung kerusuhan, belum berhasil menekan pemerintahan tiga dekade pimpinan Bashir.
Ketika para pejabat baru diambil sumpah, ratusan pendemo berunjuk rasa di Omdurman, menentang keadaan darurat.
“Kami ingin memberikan pesan kepada presiden bahwa keadaan darurat tidak akan menghalangi kami,” ujar pengunjuk rasa Sawsan Basir. “Tujuan kami adalah untuk menggulingkan rezim ini dan kami akan melakukannya.” (haninmazaya/arrahmah.com)