HUDAIDAH (Arrahmah.com) – Di tengah meningkatnya kemarahan atas korban sipil dalam serangan udara yang dilancarkan koalisi pimpinan Saudi, sedikitnya 150 orang telah tewas dalam bentrokan antara loyalis pemerintah Yaman dengan kelompok teroris Syiah Houtsi di Hudaidah, ujar sumber medis dan militer.
Seorang pejabat militer di Hudaidah pada Senin (12/11/2018) mengonfirmasi kematian tujuh warga sipil tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Petugas medis di rumah sakit di seluruh kota melaporkan 110 teroris Syiah Houtsi dan 32 tentara loyalis pemerintah telah tewas, seperti dilaporkan AFP.
Loyalis pemerintah pimpinan Abd-Rabbu Mansour Hadi yang didukung koalisi Saudi sedang meluncurkan kampanye militer untuk mengusir Houtsi yang didukung Iran, dari kota Laut Merah, di mana dermaganya merupakan jalur kehidupan bagi 14 juta warga Yaman yang berisiko kelaparan.
Sumber-sumber militer menegaskan bahwa koalisi Saudi menargetkan posisi Houtsi dengan serangkaian serangan udara.
“Jika pelabuhan di Hudaidah hancur, itu bisa menciptakan situasi yang benar-benar dahsyat,” ujar Sekjen PBB Antonio Guterres.
“Pertempuran harus berhenti, debat politik harus dimulai, dan kami harus menyiapkan tanggap kemanusiaan besar-besaran untuk menghindari tahun terburuk,” tambahnya.
Serangan Hudaidah telah memicu kecaman internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hampir empat tahun konflik antara Houtsi dan pemerintah Yaman.
Inggris, AS dan Perancis menyerukan gencatan senjata. Ketiga negara itu adalah pemasok senjata utama ke Arab Saudi. (haninmazaya/arrahmah.com)