(Arrahmah.com) – Sebuah dokumen penting terkait detik-detik lepasnya Abu Bakar Al-Baghdadi dan kelompoknya dari Tandzhim Jihad Internasional Al-Qaeda ditemukan di kediaman Abu Ali Al-Anbari, orang nomor dua dalam struktur kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Dokumen tersebut berisi surat Syaikh Aiman Az-Zhawahiri yang ditujukan kepada Abu Bakar Al-Baghdadi terkait deklarasi ISIS. Dalam surat ini, Syaikh Aiman menjelaskan sejumlah kesalahan dan kesalahpahaman Abu Bakar Al-Baghdadi mengenai pembentukan “Daulah”-nya di mana semua orang yang berkedudukan, berilmu, dan berjihad di Suriah tidak dianggap kedudukannya.
Dalam rangkaian surat ini, nasihat Syaikh Aiman Az-Zhawahiri pun telah mencapai bagian yang terakhir. Di antara hal menarik pada bagian ini ialah, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri tampak telah menerima aduan Jamaah Ansharul Islam Irak atas pembunuhan sejumlah anggotanya yang mereka sangkakan kepada Jamaah Daulah Baghdadiyah.
Syaikh Aiman pun tetap menanggapinya dengan bijaksana, serta meminta Jamaah Daulah Baghdadiyah untuk bersikap jantan dalam menanggapi setiap tuduhan yang dilancarkan kepadanya, apakah mereka melakukan pembunuhan tersebut ataukah tidak.
Syaikh Aiman menyampaikan risalahnya dengan dengan penuh kesantunan dan berdasarkan dalil-dalil syar’i yang kuat, serta kebijaksanaan seorang pemimpin umat. Berikut terjemahan seri terakhir dokumen penting tersebut, yang dipublikasikan Muqawamah Media pada Jum’at (20/11/2015).
***
11 – Pembahasan Ansharul Islam.
a- Adapun perkataan Anda pada mereka:
“Bentuklah oleh kalian pengadilan syariat yang para hakim di dalamnya dari kalangan kalian wahai Ansharul Islam. Siapkanlah tempat, kemudian ajukan pada saya daftar nama yang kalian cari dan tentukanlah harinya. Kami akan membawa setiap orang yang kalian inginkan untuk diajukan ke pengadilan syariat. Dan hendaknya kalian tenang bahwa kami tidak akan menarik kembali apa yang telah kalian putuskan selama di dalamnya tidak ada pelanggaran terhadap syariat secara terang. Semua yang kami minta dari kalian adalah agar kalian menjaga saudara-saudara kami yang datang pada kalian dan agar kalian memperlakukannya dengan hormat”.
Betapa bagusnya jawaban Anda ini. Demikian ini adalah persangkaan kami dan persangkaan seluruh Ahlul Khair kepada kalian. Kami memohon pada Allah Ta’ala agar mengokohkan kalian di atas apa yang diridhainya.
b- Adapun apa yang saya tanyakan pada kalian tentang tuduhan Ansharul Islam kepada kalian bahwa kalian membunuh empat anggota mereka dan melakukan dua operasi penyergapan (ambush) terhadap mereka.
Berkenaan dengan mereka, kalian menjawabnya sebagai berikut:
(1) Mengenai terbunuhnya Abu Huda al-Maushuli pada tanggal 7/3/2013, kalian mengatakan bahwa kalian tidak membunuhnya. Jazakumullah khairan.
(2) Mengenai terbunuhnya salah satu anggota mereka karena ranjau tempel di Mosul pada tanggal 17/3/2013, jawaban kalian adalah: “Kami tidak tahu sama sekali.” (Jika kalian tidak tahu) maka tanyakan pada saudara-saudara kalian sehingga jawaban kalian adalah: Kami membunuhnya atau kami tidak membunuhnya.
(3) Mengenai terbunuhnya Abu Harits Al-‘Uwaisy pada tanggal 20/4/2011 dan Abu Sa’ad tanggal 23/7/2009, jawaban kalian adalah: “Telah kami sebutkan bahwa kami mengatakan pada mereka: ‘…bentuklah pengadilan syariat, pastikanlah bentuk-bentuk kezhaliman yang kalian sangkakan, kemudian mintalah pada kami siapa saja yang tertuduh menurut kalian dalam masalah ini dan kami akan mengirimkannya pada kalian”.
Ini bukanlah jawaban terhadap pertanyaan saya wahai saudaraku yang mulia. Akan tetapi jawaban terhadap pertanyaanku adalah: “Ya kami membunuh mereka berdua.” Atau “Kami tidak membunuh mereka berdua.”
(4) Adapun mengenai dua operasi penyergapan/ambush terhadap penanggung jawab militer Ansharul Islam di Kirkuk pada tanggal 23/2/2013 dan terhadap sekelompok Ansharul Islam di Tikrit utara pada tanggal 14/3/2013, jawaban kalian adalah: “Kami khawatir bahwa para komandan tersebut melihat sebagian anggota kami di jalan sehingga itu menjadi kesempatan untuk menyalahkan kami bahwa kami ingin membunuh mereka”.
Ini juga bukan jawaban terhadap pertanyaan saya, namun jawaban terhadap pertanyaan saya adalah: “Ya kami melakukan dua penyergapan (ambush) tersebut atau kami tidak melakukannya.
12 – Mengenai terbunuhnya al-Buthi maka Jazakumullah Khairan atas penafiannya/sanggahannya.
13 – Penutup
a- Saudaraku yang mulia, sesungguhnya perilaku kalian yang tidak menganggap pendapat Dewan Pimpinan Pusat Tandzhim Al-Qaeda atau menganggap kepengurusan dan Dewan Pimpinan Pusat Tandzhim Al-Qaeda tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam perselisihan yang tidak kalian ajukan kepadanya, dan bahwa kalian memberitahu Dewan Pimpinan Pusat hanya sekedar untuk tahu kondisi. Kemudian kalian menolak keputusan-keputusan Pimpinan. Jika ada pesan-pesan yang kalian sukai kalian jawab, sedangkan pesan-pesan yang tidak kalian sukai kalian berpura-pura tidak tahu menahu. saudaraku yang mulia semua perilaku ini tidak layak dilakukan dalam amal jama’i. Bahkan kalian tidak akan terima dengan perilaku seperti ini dari orang yang berinteraksi dengan kalian.
b- Tata cara kalian menyanggah Dewan Pimpinan Pusat Al-Qaeda di media massa, dengan menyebut mereka sebagai para pendusta. Semua perilaku ini akan membahayakan kalian. Orang-orang akan mengatakan, “Jika mereka melakukan ini kepada amir dari amir mereka dan syaikh dari syaikh mereka, lalu apa yang akan mereka lakukan kepada kami?” Dan perkataan ini memang terjadi.
c- Perkataan kalian; “Kami akan selalu setia dengan ‘Daulah’ selama keringat masih mengucur.” Perkataan ini tidaklah benar karena sesungguhnya kita tidak berperang semata-mata karena membela negara dan kelompok, namun semua itu adalah sarana. Sedangkan Daulah kalian di Irak dan Syam wahai saudaraku yang tercinta adalah sekadar kelompok-kelompok gerilya yang menggunakan operasi “hit and run”. Dan sesungguhnya perang dan kematian itu demi meninggikan kalimat Allah Ta’ala, bersama dengan daulah atau jamaah manapun yang kalian bela. Dan kita mengalah kepada saudara kita yang lain demi terwujudnya persatuan dan jamaah.
d- Tata cara kalian memaksakan daulah kepada kaum Muslimin di Syam tanpa bermusyawarah meminta pendapat dan bahkan tanpa memberitahu. Bahkan mereka mendengarnya dari siaran-siaran radio. Tata cara semacam ini akan menjauhkan manusia dari kalian.
Syaikh Athiyyah rahimahullah menulis pesan kepada Syaikh Zarqawy rahimahullah dalam pesan yang disinggung sebelumnya:
“…dan sebagai penutup wahai saudaraku yang tercinta dan mulia, hendaknya kita mempertimbangkan peristiwa yang terjadi, bahaya/kerugian dan permasalahan yang terjadi. Dan hendaknya kita membuka lembaran baru dengan cara kalian beriltizam dengan perintah-perintah qiyadah, kalian harus mematuhi perintah-perintahnya.
Inilah saya membentangkan tangan kebaikan pada kalian maka janganlah kalian tolak. Saya membuka pintu untuk melakukan perbaikan maka janganlah kalian tutup.
Saya meminta pada kalian agar jangan terlambat memberikan balasan lebih dari tiga minggu. Kemudian apapun kondisinya saya meminta agar kalian memaklumi kami dan agar tetap terjaga ukhuwah Islamiyah, jihad dan saling menolong di atas kebaikan dan ketakwaan diantara kita.”
14 – Saya harap kalian tidak lupa pembahasan daftar para tawanan perempuan dan laki-laki yang saya minta dari kalian pada lampiran awal surat ini.
15 – Catatan penting: Saya harap tidak ada penyebutan informasi penting selama surat-menyurat yang akan membahayakan keamanan.
Baik itu keamanan kalian sendiri, keamanan saudara-saudara kalian, keamanan Mujahidin atau seluruh kaum Muslimin karena bisa terjadi kebocoran dalam surat menyurat, dan para utusan bisa tertangkap. Tapi pada kesempatan ini kita mencukupkan diri dengan informasi umum atau yang tidak membahayakan keamanan kaum Muslimin atau yang diketahui oleh Musuh. Kami memohon pada Allah Ta’ala agar menyegerakan keamanan dan kemenangan bagi kami dan kalian.
“Dan (ada lagi) karunia yang kalian sukai; pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (Ash-Shaf: 13).
Dan sebagai penutup, saya memohon pada Allah ta’ala agar melindungi kalian dengan inayahnya, menganugerahi kalian dengan bimbingannya, dan menjaga kami dan juga kalian serta kaum muslimin dari setiap keburukan. saya titipkan kalian pada Allah yang tidak akan sia-sia titipannya.
Saya harap agar pesan ini dihancurkan setelah dibaca.
Jazakumullah Khairal Jaza’.
Wassalam.
(aliakram/arrahmah.com)