MOSKOW (Arrahmah.com) – Presiden Vladimir Putin bersumpah akan memburu mereka yang bertanggung jawab atas peledakan sebuah pesawat Rusia di atas wilayah Mesir dan akan mengintensifkan serangan udara terhadap kelompok oposisi di Suriah, setelah Kremlin menyimpulkan bahwa sebuah bom telah menghancurkan pesawat itu bulan lalu, menewaskan 224 orang, sebagaimana dilansir oleh Reuters, Selasa (17/11/2015).
Putin memerintahkan angkatan laut Rusia di Mediterania timur untuk mengkoordinasikan aksinya di laut dan di udara dengan angkatan laut Perancis, setelah Kremlin menggunakan pengebom dan rudal jelajah jarak jauh di Suriah dan mengumumkan akan memperluas kekuatan serangannya menjadi 37 pesawat.
“Kita akan menemukan mereka di mana saja di planet ini dan menghukum mereka,” kata Putin tentang pelaku pengeboman pesawat pada pertemuan Kremlin yang disiarkan pada Selasa. Layanan keamanan FSB dengan sigap mengumumkan akan memberi hadiah sebesar $ 50 juta dalam perburuan global terhadap pelaku pengeboman.
Hingga Selasa, Rusia berupaya menepis pernyataan dari negara-negara Barat bahwa kecelakaan yang terjadi pada 31 Oktober itu adalah ulah “teroris”, dan mengatakan bahwa lebih baik membiarkan penyelidikan resmi berjalan dengan sendirinya.
Tapi empat hari setelah insiden Paris yang menewaskan sedikitnya 129 orang, Alexander Bortnikov, kepala FSB, mengatakan dalam komentar yang disiarkan televisi bahwa jejak bahan peledak buatan luar negeri telah ditemukan di pecahan pesawat yang jatuh dan di barang-barang milik penumpang.
“Kami dengan tegas bisa katakan bahwa itu adalah aksi ‘teroris’,” kata Bortnikov pada pertemuan Kremlin.
Pemerintah Mesir telah menahan dua petugas di Sharm al-Sheikh, di mana pesawat yang jatuh itu berasal, untuk dimintai keterangan, dua pejabat keamanan dan seorang karyawan bandara, pada Selasa (17/11).
“Tujuh belas orang ditahan, dua dari mereka diduga membantu siapa pun yang menaruh bom di pesawat di bandara Sharm al-Sheikh,” kata salah satu pejabat keamanan, yang menolak disebutkan namanya.
Airbus A321, yang dioperasikan oleh Metrojet, mengangkut wisatawan Rusia dari resor Mesir ke St Petersburg ketika kemudian meledak di atas Semenanjung Sinai, menewaskan semua penumpangnya. Sebuah kelompok yang berafiliasi dengan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas insiden itu.
(ameera/arrahmah.com)