TEHERAN (Arrahmah.id) — Pimpinan kelompok perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh telah tewas dalam serangan di kediamannya di Teheran pada Rabu (31/7/2024) dini hari.
Dilansir EurAsian Times (1/8), dinyatakan bahwa jet tempur siluman F-35 Israel ada dibalik operasi pembunuhan Haniyeh.
Al-Mayadeen, sebuah kantor berita yang berafiliasi dengan Hizbullah, melaporkan pemimpin Hamas itu dibunuh dengan rudal yang ditembakkan dari luar wilayah Iran.
Laporan tersebut mengutip seorang pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya.
Pejabat itu menyebutnya sebagai tindakan “agresi terhadap Iran” yang “memerlukan respons yang tegas”.
Yang menarik, Richard Goldberg, seorang penasihat senior di Foundation for Defense of Democracies, telah menulis di X: “Angkatan Udara Israel akan menunjukkan jangkauannya malam ini” beberapa jam sebelum pembunuhan Haniyeh terjadi.
Goldberg kemudian menulis: “Jika Anda dapat menghantam radar di dekat lokasi nuklir, Anda juga dapat menghantam rumah di Teheran. Ayatollah itu tidak berpakaian.”
Posting Goldberg tersebut menjadi acuan bagi EurAsian Times untuk menyimpulkan dugaan peran jet tempur siluman F-35 dalam operasi pembunuhan Haniyeh.
Militer Israel menolak mengomentari laporan kematian Ismail Haniyeh.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan kepada CNN bahwa mereka tidak mengomentari laporan media asing.
EurAsian Times melaporkan Angkatan Udara Israel (IAF) baru-baru ini melaksanakan misi jarak jauh terhadap kelompok milisi Houthi dengan menggunakan jet tempur siluman F-35 dengan jangkauan 1.700 km.
Serangan F-35 dilakukan terhadap kota pelabuhan Laut Merah Yaman, Hodeidah.
Analis, yang dikutip dalam laporan tersebut, menekankan bahwa operasi F-35 itu penting karena target yang diserang berada 1.700 kilometer dari Israel dan menyebutnya sebagai peringatan tidak langsung bagi Iran.
Iran sendiri berjarak sekitar 1.500 kilometer dari Israel.
Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, sebagaimana dilaporkan New York Times, telah memerintahkan Iran untuk menyerang Israel secara langsung sebagai pembalasan atas pembunuhan Haniyeh.
Laporan itu mengutip tiga pejabat Iran yang diberi pengarahan tentang perintah tersebut, termasuk dua anggota Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran.
Khamenei memberi perintah pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada Rabu pagi, tak lama setelah Iran mengumumkan bahwa Haniyeh telah terbunuh. (hanoum/arrahmah.id)