LONDON (Arrahmah.com) – Inggris membiarkan perusahaan menjual bahan kimia untuk Suriah yang bisa digunakan untuk membuat gas saraf, lapor Sunday Mail kemarin (1/9/2013).
Izin ekspor untuk kalium fluoride dan sodium fluoride diberikan beberapa bulan setelah perang pecah di Suriah.
Bahan kimia ini bisa digunakan untuk membuat senjata kimia seperti sarin, dianggap sebagai gas saraf yang digunakan dalam serangan brutal di pinggiran kota Damaskus yang dikuasai Mujahidin yang membunuh sedikitnya 1.600 orang termasuk ratusan anak-anak beberapa hari lalu.
Pasukan rezim kafir Assad bertanggung jawab atas serangan itu yang menyebabkan seruan untuk respon bersenjata dari negara-negara Barat.
Anggota parlemen Inggris menentang bergabung dengan Amerika dalam serangan. Namun tadi malam, Barack Obama mengatakan ia akan meminta persetujuan Kongres untuk mengambil tindakan militer.
Lisensi ekspor kimia diberikan oleh Departemen Bisnis Inggris pada Januari 2012, 10 bulan setelah revolusi Suriah pecah.
Pemimpin SNP di Westminster, Angus Robertson mengatakan : “Saya akan membesarkan masalah ini di parlemen sesegera mungkin untuk mencari tahu pemeriksaan apa yang telah dilakukan pemerintah Inggris mengenai kemana zat-zat kimia itu pergi dan digunakan untuk apa.”
“Menyetujui penjualan bahan kimia yang bisa dikonversi menjadi senjata mematikan selama perang sipil adalah masalah yang sangat serius,” lanjutnya berargumen.
Beberapa rincian muncul pada bulan Juli lalu mengenai penjualan bahan kimia oleh Inggris ke Suriah, namun kapan ekspor tersebut dilakukan belum diketahui.
Pemerintah Inggris menolak untuk mengidentifikasi pemegang lisensi.
Bahan kimia dalam bentuk bubuk dan sangat beracun. Profesor Alastair Hay, seorang ahli toksikologi lingkungan di Universitan Leeds mengatakan : “Mereka memiliki berbagai kegunaan industri.”
“Namun ketika anda membuat gas saraf, Anda memasukkan elemen fluoride dan itulah yang memberikan sifat racunnya.”
“Fluoride adalah kunci untuk membuat amunisi tersebut.” (haninmazaya/arrahmah.com)