TEL AVIV (Arrahmah.id) — Amichai Eliyahu jadi sosok pertama dari pihak Israel yang mencuri perhatian setelah terbunuhnya pemimpin kelompok perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh di Iran.
Menteri kontroversial dari rezim penjajah Israel ini menyebutkan jika dunia akan lebih baik tanpa kehadiran pemimpin Hamas tersebut.
Menteri Warisan Amichai Eliyahu mengungkapkan jika “Ini adalah cara yang tepat untuk membersihkan dunia dari kekotoran ini. Tidak ada lagi perjanjian perdamaian/penyerahan khayalan. Tidak ada lagi ampun.”
“Tangan besi yang akan memukul mereka adalah yang akan membawa kedamaian dan sedikit kenyamanan serta memperkuat kemampuan kita untuk hidup damai bersama mereka yang menginginkan perdamaian. Kematian Haniyeh membuat dunia sedikit lebih baik,” ujarnya, dikutip dari The Times of Israel (1/8/2024).
Amihai Ben-Eliyahu yang lahir pada 24 April 1979 dikenal sebagai ekstrimis sayap kanan Israel.
Pada tahun 2022 lalu, ia ditunjuk Benjamin Netanyahu menjadi Menteri Warisan Israel.
Awal karier politiknya dimulai ketika menjadi pendukung Partai Persatuan Nasional, namun kemudian ia memilih beralih untuk bergabung bersama Partai Otzma Yehudit, yang dikenal sebagai partai sayap kanan terbesar di Israel.
Putra dari Shmuel Eliyahu ini mencapai puncak kariernya di tahun 2022 ketika ditunjuk sebagai Menteri Urusan Warisan Israel.
Bukannya terkenal karena prestasi, sosok Eliyahu justru lebih dikenal karena kontroversinya.
Ungkapan kontroversial yang paling terkenal muncul di tahun 2023 lalu, ketika meminta militer Israel untuk menggunakan senjata nuklirnya demi memusnahkan Palestina.
Pada awal tahun 2024, dirinya kembali membuat pernyataan kontroversial, di mana dirinya mendesak agar Israel “harus menemukan cara bagi warga Gaza yang lebih menyakitkan daripada kematian.”
Tidak cukup sampai di situ, Eliyahu juga mengungkapkan jika Bulan Ramadan harus dihapuskan di tengah panasnya konflik Israel di Timur Tengah.
Menteri Warisan itu menyebutkan, “Apa yang disebut sebagai bulan Ramadan harus dihilangkan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihilangkan,” kepada Radio Angkatan Darat.
Pernyataan tersebut lantas menuai kecaman dari sejumlah pihak, salah satunya dari Council on Muslim-American Relations (CAIR) yang meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengecam Menteri Yahudi itu. (hanoum/arrahmah.id)