OSLO (Arrahmah.com) – Pria yang ada di balik penyerangan di kantor pusat pemerintahan Norwegia dan seorang pemuda yang menyebabkan sedikitnya 93 tewas mengatakan dia termotivasi oleh keinginan untuk membawa sebuah revolusi dalam masyarakat Norwegia, pengacaranya mengatakan pada Minggu (24/7/2011).
Sebuah manifesto yang diterbitkan secara online – yang diteliti oleh pihak kepolisian dan diposting sehari sebelum serangan – berisi pencacimakian terhadap gelombang imigrasi Muslim ke Eropa dan juga berisi sumpah untuk membalas dendam kepada siapapun yang mengkhianati leluhur Eropa.
Polisi belum mengkonfirmasi bahwa pria 32 tahun, Anders Behring Breivik, adalah yang menulis dokumen, tetapi pengacaranya menyebut dan berkata bahwa Breivik telah berkiprah selama bertahun-tahun dalam kelompok ultranasionalis.
Polisi dan pengacaranya mengatakan bahwa Breivik mengaku melakukan serangan kembar tersebut. Namun ia menolak bahwa tindakannya merupakan tindakan pidana. Ia sama sekali tidak menyesali pembantaian yang telah dilakukannya.
Breivik kini telah dijerat dengan pasal terorisme dan akan diseret di pengadilan pada hari Senin (25/7).
Norwegia adalah negara yang mengantongi Hadiah Nobel untuk Perdamaian. Di negara ini, polisi yang berpatroli di jalanan rata-rata tidak membawa senjata api. Norwegia merasa bangga atas keterbukaan masyarakat mereka dan mereka cukup menghargai gagasan kebebasan berekspresi. Dalam beberapa tahun terakhir, bangsa Nordik yang makmur itu telah membuka lengannya untuk ribuan pengungsi konflik dari Pakistan, Irak, dan Somalia.
Para pejabat tidak segera menyatakan bahwa Breivik adalah ancaman potensial, tidak seperti penyikapan mereka terhadap Islam.
Breivik dikenal memiliki pandangan anti-Muslim dan seringkali memuat tulisannya di sejumlah situs fundamentalis Kristen.
“Dia menginginkan perubahan dalam masyarakat dan, dari sudut pandangnya, ia merasa perlu melakukan revolusi,” kata Geir Lippestad, pengacaranya. “Dia ingin menyerang masyarakat dan struktur masyarakat.”
Lippestad mengatakan Breivik menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menulis manifesto setebal 1.500 halaman dengan judul “2083 – Sebuah Deklarasi Kemerdekaan Eropa”. Buku itu ditandatangani oleh “Andrew Berwick”. Tahun itu diklaim sebagai tahun untuk melakukan kudeta di Eropa dan tahun menggulingan elit yang saat ini berkuasa di Eropa.
Dalam manifesto yang di-posting Breivik di internet sebelum ia melakukan aksi pembantaian, ia mengatakan Ksatria Templar, prajurit Perang Salib di Abad Pertengahan (meminjam istilah dari karya terkenal Dan Brown), telah hadir kembali di London pada 2002.
Dua dari anggota pendiri adalah orang Inggris. Sementara yang lain masing-masing berasal dari Prancis, Jerman, Belanda, Yunani, Rusia, Norwegia, dan Serbia, tulis Breivik tanpa menyebut nama.
Sebuah video berdurasi 12 menit yang diposting di YouTube dengan judul yang sama seperti manifestonya, ditampilkan citra simbolis dari Ksatria Templar dan tentara salib serta slide yang memperlihatkan bahwa Eropa sedang dikuasai oleh Muslim. Polisi tidak dapat mengkonfirmasi bahwa Breivik telah diposting video yang juga menampilkan foto-foto dirinya mengenakan seragam militer formal dengan senapan serbu.
Sementara itu, polisi mengatakan bom yang digunakan dalam ledakan Oslo adalah campuran pupuk dan bahan bakar yang digunakan untuk meledakkan gedung federal di kota Oklahoma pada tahun 1995. Sebuah toko pasokan pertanian pada Sabtu (23/7) mengatakan bahwa Breivik membeli enam ton pupuk, yang kemudian digunakannya sebagai bahan dalam membuat bom rakitan. (althaf/arrahmah.com)