MANILA (Arrahmah.com) – Dua anggota dari Kelompok Abu Sayyaf (ASG), salah satunya diklaim sebagai tersangka dalam pemboman katedral Jolo pada Januari tahun ini, tewas dalam bentrokan dengan pasukan pemerintah di provinsi pulau Sulu, kata militer, Selasa (9/4/2019).
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pasukan Gabungan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Sulu mengidentifikasi anggota ASG yang tewas sebagai Barak Ingog dan Nasser Sawadjaan.
“Para teroris ASG yang terbunuh, yaitu – Barak Ingog, salah satu fasilitator pemboman kembar Katedral Jolo; dan Nasser Sawadjaan, keponakan pemimpin ASG Hatib Sawadjaan,” kutipan dari pernyataan itu berbunyi.
Selain Ingog dan Sawadjaan, militer mengatakan anggota Abu Sayyaf ketiga juga diklaim tewas dalam bentrokan tersebut.
“Selanjutnya, sub-pemimpin ASG bernilai tinggi dimonitor hilang dan dianggap terbunuh oleh ASG sendiri sebagaimana dipantau oleh unit intelijen AFP,” tambah pernyataan itu.
Identitasnya tidak diungkapkan karena militer belum ada validasi atas informasi tersebut. Pada saat pelaporan, operasi pencarian dan pengejaran terus berlanjut.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memerintahkan militer untuk menyerbu ASG, sehari setelah serangan gereja Jolo yang menewaskan 23 orang dan melukai lebih dari 100 orang pada Januari tahun ini.
ASG, yang terdaftar oleh AS sejak 1997 sebagai organisasi “teroris” asing, adalah salah satu kelompok yang diklaim paling kejam di Filipina.
Pada 2014, Isnilon Hapilon, seorang pemimpin senior ASG dan salah satu “teroris” FBI yang paling dicari, bersumpah setia kepada Daesh.
Hapilon, yang adalah pemimpin Daesh di Filipina, dibunuh oleh pasukan pemerintah pada 2017 di hari-hari terakhir pengepungan Marawi.
Pada bulan Februari tahun ini, laporan triwulanan Departemen Pertahanan AS tentang Operasi Pacific Eagle – Filipina mengatakan bahwa Hatib Sawadjaan mungkin adalah pemimpin baru Daesh di Filipina. (Althaf/arrahmah.com)