ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Setidaknya terdapat 34 orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dan 42 lainnya terluka ketika bom mobil yang ditanam CIA meledak di Farooq-e-Azam Chawk di Charsadda.
Sangat berbeda dengan mujahidin. Untuk dapat memperoleh jumlah korban yang banyak, agen CIA itu, lagi-lagi, menjadikan tempat yang ramai untuk meledakkan mobil yang sarat bahan peledak itu. Ledakannya begitu kuat sehingga kaca jendela gedung-gedung yang ada di sekitar tempat kejadian hancur berkeping-keping.
CIA telah mengadopsi strategi yang sama dengan yang telah mereka gunakan untuk menghancurkan Irak. Di Irak, CIA menggunakan konflik Sunni dan Syiah untuk meledakkan masjid, rumah sakit, sekolah, stasiun tenaga listrik, brigade, supermarket dan infrastrutur Irak yang lainnya. Mereka (CIA) menewaskan lebih dari 3 juta warga Irak, dan membuat 4 juta orang menjadi pengungsi.
Untuk Pakistan, CIA mencatut konflik Mujahidin dan angkatan darat, yang merupakan skema CIA, dengan memaksa tentara Pakistan untuk memulai operasi melawan rakyat mereka sendiri. CIA ingin menciptakan permusuhan antara rakyat dan tentara, sehingga melemahkan internal Pakistan.
Amerika sadar bahwa mereka telah kalah di Afghanistan, mereka akan terus berdarah dan berdarah, jadi untuk memastikan bahwa darah tidak terbuang, pemerintah Amerika yang arogan itu mencari alasan lain untuk tetap berada di Afghanistan, yang tidak lain juga untuk menghancurkan Pakistan.
Di kota Karachi Amerika telah membeli tanah yang sangat luas. Di sebagian tanah itu, Amerika membangun pangkalan militer bawah tanah menutupi satu kilometer wilayah tersebut.
Operasi CIA di Charsadda hari ini tentu saja bukan yang terakhir. Para salibis itu akan terus meledakkan bom di Pakistan dan membunuhi warga sipil tak berdosa, seperti halnya yang telah mereka lakukan dan terus mereka lakukan di Irak.
Satu-satunya solusi adalah bahwa rakyat Pakistan harus tegas berkata tidak pada Amerika, dengan menendang semua orang Amerika dan agen-agen mereka keluar dari Pakistan. Jika rakyat Pakistan tidak melakukan hal ini, nasib mereka akan seperti Irak, masyarakat yang hancur di bawah slogan-slogan ‘indah’ demokrasi dan kebebasan. (althaf/tum/arrahmah.com)