MOSKOW (Arrahmah.com) – Tentara penjajah Rusia melakukan penangkapan massal terhadap Muslim di kota Volga, Astrakhan dekat dengan Laut Kaspia. Razia dilakukan secara simultan pada 12 rumah, di mana ummat Islam tinggal termasuk Muslim Rusia.
Propaganda pendusta Rusia menyatakan bahwa “anggota organisasi ‘ekstrimis’ Jamaah Internasional” telah ditahan di Astrakhan.
Perlu disebutkan bahwa dalam laporan media FSB, kata “jamaah” (yang berarti masyarakat Muslim) telah digunakan untuk pertama kalinya untuk mendefinisikan “organisasi ekstrimis internasional”. Sebelumnya, kata dalam konteks ini telah pernah digunakan oleh media teroris Rusia.
Penggerebekan di rumah-rumah Muslim diselenggarakan pada Sabtu (14/5/2011) malam. Dua Muslim ditahan. FSB membagi peran keduanya untuk “sidang” ejekan di masa depan : seorang Muslim disebut “pengorganisir” dan yang lainnya disebut “seorang mahir”.
“Literatur ekstrimis, ujian yang telah dikonfirmasi secara legal, telah disita dari tempat penggerebekan. Literatur yang disita didefinisikan oleh pengadilan Khakassia sebagai ekstrimis. Kedua yang ditahan adalah warga Astrakhan,” ujar agen berita Rusia, Interfax.
Tentu saja, sebuah granat tangan juga “ditemukan” selama operasi “pencarian”. Itu adalah penemuan standar saat orang yang dicap sebagai “wahabi” dan “ekstrimis Islam” ditangkap, bersama dengan amunisi dan literatur yang dilarang.
Di Rusia, daftar literatur yang kini dilarang mencakup lebih dari 800 buku, angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Inkuisisi Spanyol abad pertengahan.
Menurut penjajah Rusia, kisah Muslim Astrakhan Khanat, penangkapan ini tidak berhubungan dengan Muslim lainnya yang ditahan, yang ditangkap di Astrakhan pada 7 Mei.
Seperti dilaporkan sebelumnya, sekelompok penduduk lokal dari kalangan Muslim Rusia, ditahan di Astrakhan pada 7 Mei lalu.
“Di antara para tahanan ada dua bersaudara Avdonins, yang mengajarkan ajaran ekstrimis di masjid pusat di kota Astrakhan,” ujar penjajah Rusia.
Kemudian, 5 lebih Muslim ditahan dan dituduh terlibat dalam khutbah Islam yang merupakan kejahatan terhadap FSB yang memerintah Rusia.
Pada 7 Mei, kafirin juga mengatakan bahwa kelompok yang menyiapkan serangan pada 9 Mei terhadap polisi telah “dinetralkan” di Astrakhan. (haninmazaya/arrahmah.com)