WASHINGTON (Arrahmah.com) – Telah terungkap bahwa Edward Snowden menggunakan software yang sangat sederhana dan umum untuk mengekstrak file-file yang sangat rahasia.
Meskipun aktivitas tidak lazim ini telah ditemukan oleh para pejabat, Snowden terus meyakinkan mereka bahwa semua itu hal yang normal sambil terus menambang data dari sekitar 1,7 juta dokumen, seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Times, sebagaimana dirilis oleh WordBulletin, Senin (10/2/2014).
Metode tidak canggih yang sangat mengejutkan ini yang digunakan oleh Snowden untuk mengekstrak file-file, kemungkinan besar akan memicu kritik dari pihak keamanan jaringan AS terutama setelah Bradley Manning menggunakan pendekatan yang sama untuk membocorkan informasi kepada WikiLeaks tiga tahun sebelumnya.
Seperti yang dilansir oleh New York Times (8/2), Snowden baru saja mengungkapkan bagaimana cara dirinya untuk bisa mengumpulkan berbagai data penting dari sistem agensi mata-mata nasional Amerika tersebut. Bukan dengan cara yang sulit, Snowden mengaku hanya menggunakan software web crawler yang biasa digunakan untuk mesin pencari seperti Google.
Dengan software ini, Snowden mampu mengumpulkan berbagai hal yang dimiliki NSA. Hal ini dikarenakan Web Crawler mampu mencari, mengindeks, dan mem-backup data yang diinginkan langsung dari sitemnya.
“Kami tak percaya bahwa hal ini dilakukan oleh satu orang dengan sebuah software dan mampu mengunduh berbagai data penting terus menerus,” kata juru bicara NSA.
Hal ini tentu sangat mengejutkan mengingat di dalam sistem NSA tersimpan banyak sekali rahasia besar negara yang tak boleh diakses sembarangan orang. Dengan bukti bahwa mudahnya sistem NSA dijebol, menandakan bahwa rahasia Amerika Serikat sangat mudah untuk dikuasai.
NSA menggunakan berbagai cara mutakhir untuk menyadap data yang diinginkan dari berbagai petinggi negara. Namun, NSA tak sadar bahwa sistemnya sendiri sebenarnya bisa dibobol dengan software biasa.
Edward Snowden yang membelot dari AS, sekarang telah tinggal di Rusia sejak melarikan diri dari AS tahun lalu setelah mengungkapkan rahasia komunikasi Program penyadapan NSA yang mengumpulkan data jutaan pengguna internet di seluruh dunia. (ameera/arrahmah.com)