RAIPUR (Arrahmah.com) – Seorang pejabat senior kesehatan India memperingatkan pada Ahad (16/11/2014) untuk tidak membeli antibiotik yang dikhawatirkan bercampur dengan racun yang ditemukan dalam racun tikus. Peringatan tersebut muncul terkait dengan tragedi kematian 13 perempuan yang menjalani operasi sterilisasi.
Alok Shukla, sekretaris utama di departemen kesehatan negara bagian Chhattisgarh, mendesak media untuk meningkatkan kesadaran tentang tablet ciprofloxacin yang diproduksi oleh sebuah perusahaan farmasi lokal dan dilarang untuk dijual setelah tragedi kematian yang terjadi pekan lalu.
“Karena obat tertentu yang tersedia (penjualan dan penggunaan), orang perlu diberitahu tentang kandungan bahan obat tersebut untuk menghindari korban lebih lanjut,” Shukla. Kata.
“Kami menemukan kandungan zinc phosphide di salah satu obat-obatan yang diberikan kepada pasien selama operasi sterilisasi,” katanya.
“Kami juga menerima laporan bahwa sekitar sembilan orang, yang tidak ikut dalam operasi sterilisasi dan telah meminum obat yang sama, yang diproduksi secara lokal, telah jatuh sakit dengan gejala yang sama.”
Zinc phosphide umumnya digunakan dalam racun tikus. Para pejabat menduga obat beracun tersebut telah diberikan kepada perempuan miskin yang menjalani operasi di sebuah kamp sterilisasi massal pada bulan ini.
Tes awal tablet ciprocin yang dproduksi oleh Mahawar Pharmaceuticals, sebuah perusahaan kecil yang terletak di negara bagian Chhattisgarh, ditemukan mengandung zinc phosphide, kata dua pejabat senior di negara bagian pada Sabtu (15/11).
Perusahaan itu mencoba membantah bahwa tablet antibiotik yang diproduksinya itu terkontaminasi dengan senyawa kimia yang biasa ditemukan dalam racun tikus.
Sampel obat tersebut telah dikirim ke Kolkata dan Delhi untuk memverifikasi bahwa obat-obat tersebut terkontaminasi.
(ameera/arrahmah.com)