KERMAN (Arrahmah.id) — Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengklaim menjadi dalang pengeboman yang menewaskan sedikitnya 91 orang di Iran pada Rabu (3/1/2024). Jumlah korban yang tewas dalam insiden tersebut telah direvisi pemerintah Teheran dari yang sebelumnya sebanyak 103 jiwa.
Dilansir AFP (7/1), ISIS menyampaikan dua anggotanya mengaktifkan rompi bahan peledak di antara ribuan pengunjung kuburan yang datang di Kerman, Tenggara Iran itu. Adapun, warga tengah berkumpul untuk memperingati kematian Jenderal Qassem Soleimani yang tewas karena serangan Amerika Serikat (AS) di Irak tahun 2020 lalu.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Paman Sam tidak dapat meragukan klaim ISIS tersebut. AS meyakini, ISIS bertanggung jawab atas serangan yang dilancarkan pada hari Rabu itu.
“Mereka bertanggung jawab atas serangan hari Rabu itu,” tulis Reuters memuatnya.
“Ini memang terlihat seperti serangan teroris, seperti yang pernah dilakukan ISIS di masa lalu, dan itulah asumsi kami saat ini,” tambah pejabat senior pemerintahan Biden lain mengutip AFP lagi.
Sebelumnya, melansir IRNA, para penyelidik Iran mengatakan ada dua bom meledak di Kreman. Keduanya sepertinya dilakukan pelaku bom bunuh diri.
Soleiman sendiri adalah pemimpin militer Iran yang bertanggung jawab pada operasi luar negeri Garda Revolusi. ISIS dilaporkan kerap melakukan serangan di Iran sebelumnya, yang mayoritas penduduknya Syiah.
Iran disebut pernah mengalami serangan mematikan di masa lalu yang dilakukan oleh para kelompok militan lainnya. Pembunuhan terhadap para pejabat dan ilmuwan nuklir juga terjadi, namun diyakini dilakukan “musuh bebuyutannya” Israel.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan pemerintah akan memperkuat keamanan di perbatasannya yang rawan dengan Afghanistan dan Pakistan. Dia mengatakan pihak berwenang telah mengidentifikasi “titik-titik prioritas yang harus diblokir di sepanjang perbatasan” kedua negara, yang selama ini menjadi titik akses utama bagi kelompok militan, penyelundup narkoba, dan imigran gelap.
Bom Iran telah menambah ketegangan regional di tengah perang Gaza, Palestina. Ini terjadi sehari setelah serangan drone dilakukan Israel dan membuat petinggi Hamas tewas di Lebanon.
Wakil Kepala Staf Urusan Politik Presiden Ebrahim Raisi, Mohammad Jamshidi, sempat menuduh Israel dan AS bertanggung jawab pada bom di Iran di platform media sosial X.
“Tanggung jawab atas kejahatan ini terletak pada AS dan rezim Zionis (Israel), dan terorisme hanyalah sebuah alat,” bunyi tulisannya. (hanoum/arrahmah.id)