JAKARTA (Arrahmah.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya potensi gempa bumi dan tsunami di Kalimantan Timur (Kaltim). Wilayah ini telah dipertimbangkan pemerintah sebagai lokasi Ibu Kota Indonesia.
BMKG menyatakan, jika dilihat dari aspek geologi dan tektonik, ada tiga sesar aktif di Kaltim sebagai sumber gempa. Ketiganya, Sesar Maratua, Mangkalihat, dan Paternoster.
“Hasil monitoring kegempaan oleh BMKG terhadap Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur yang masih sangat aktif,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Jumat (23/8/2019).
Dngan Sesar Maratua dan Mangkalihat masih aktif, lanjutnya, potensi aktivitas gempa juga masih tinggi.
“Tampak dalam peta seismisitas pada 2 zona sesar ini aktivitas kegempaanya cukup tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah barat-timur,” terangnya.
BMKG mencatat pada 14 Mei 1921pernah terjadi gempa dan tsunami di Sangkulirang. Gempa itu mencapai intensitas VII-VIII MMI.
Dia menambahkan, wilayah Pantai Timur Kaltim juga patut diwaspadai. Di Pantai Kalimantan Timur berpotensi terjadi tsunami dengan status ancaman “awas”.
Bahkan, ujarnya, tinggi tsunami dapat menyentuh 3 meter. Potensi ini dilihat menggunakan Tsunami Observation and Simulation Terminal (TOAST).
“Keberadaan Pantai Timur Kaltim yang berhadapan dengan ‘North Sulawesi Megathrust’ tentu juga patut diwaspadai. Hasil pemodelan skenario tsunami akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,5 yang berpusat di zona megathrust Sulawesi,” ungkapnya.
Untuk meminimalisir dampak dari gempa bumi atau tsunami yang mungkin terjadi, BMKG mengungkapkan lebih pemerintah menyiapkan edukasi sedini mungkin dalam hal mitigasi bencana.
(ameera/arrahmah.com)