DAMASKUS (Arrahmah.com) – Foto balita Suriah berusia tiga tahun, Aylan Kurdi, yang ditemukan terdampar tak bernyawa di pantai semakin menguak isu penderitaan korban perang Suriah. Tapi dalam beberapa hari terakhir, muncul tuduhan bahwa Abdullah Kurdi, ayah dari balita yang tenggelam, telah bekerja sama dengan sindikat penyelundup manusia. Dikatakan juga bahwa Abdullah yang mengemudikan perahu yang terbalik itu ketika mencoba untuk mencapai Yunani, sebagaimana dilansir oleh Al Bawaba, Senin (14/9/2015).
Kurdi membantah tuduhan ini, meskipun ada saksi yang mengatakan bahwa mereka berada di perahu yang dikemudikan oleh Abdullah Kurdi. Mereka menyalahkan Abdullah Kurdi atas tragedi tersebut.
Ahmad Hadi Jawwad dan istrinya, keduanya warga Irak, yang kehilangan putrinya yang berusia 11 tahun dan anaknya yang berusia 9 tahun ketika kapal tenggelam, mengatakan kepada Reuters bahwa Abdullah Kurdi yang mengemudikan itu panik dan mempercepat laju perahunya ketika gelombang besar menghantam perahu.
Abdullah Kurdi membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa orang lain yang telah mengemudikan perahu itu.
Seorang penumpang yang lain juga membenarkan tuduhan itu, tapi Reuters mengatakan bahwa tuduhan itu belum bisa diverifikasi secara independen.
“Cerita yang disampaikan oleh ayah Aylan tidak benar. Saya tidak tahu apa yang membuatnya berbohong, mungkin karena takut,” kata Jawwad di Baghdad pada hari Jum’at (11/9). “Dia adalah pengemudi dari awal sampai perahu tenggelam.”
Dia menambahkan bahwa Abdullah Kurdi berenang menuju mereka dan meminta mereka untuk menutupi kejadian yang sebenarnya dalam tragedi tersebut, istri Jawwad menegaskan.
Jawwad mengatakan orang yang memiliki hubungan dengan para penyelundup mengatakan kepadanya bahwa Kurdi adalah orang yang mengorganisir perjalanan itu.
Namun, Kurdi mengatakan kepada MailOnline Inggris bahwa tuduhan itu tidak benar.
“Saya kepikiran untuk mengemudikan perahu itu, tapi saya tidak melakukannya. Itu semua bohong,” katanya.
“Ini tidak benar. Jika saya adalah seorang penyelundup manusia, mengapa saya membawa keluarga saya di perahu yang sama seperti orang lain? Saya membayar dengan jumlah yang sama kepada sindikat penyelundup manusia,” katanya kepada MailOnline.
Dalam beberapa komentar kepada surat kabar Kurdi, Rudaw, pekan ini, Abdullah Kurdi menyalahkan seorang penyelundup Turki, tetapi dia tidak menyebut nama orang yang dimaksud.
The Mail pada Ahad mengungkapkan bahwa Kurdi, yang berasal dari Suriah, telah menetap di Turki sejak tahun lalu. Menurut orang-orang yang mengenal mereka, Abdullah ingin pergi ke Kanada karena adiknya tinggal di sana.
Zafer Bektars, tetangga Turki, mengatakan kepada surat kabar itu : “Saya marah dan sedih. Marah terhadap dia karena apa yang dia lakukan dan risiko yang dia ambil, dan sedih karena nasib anak-anak yang sangat kecil. Mereka tidak seharusnya pergi.”
(ameera/arrahmah.com)