KUNAR (Arrahmah.com) – Beberapa hari lalu terjadi sebuah ledakan dahsyat di tengah-tengah kota Asadabad, provinsi Kunar yang membunuh sedikitnya 3 sipil Afghan termasuk seorang anak dan melukai 58 lainnya.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai memerintahkan pemerintahannya untuk melakukan investigasi terkait peristiwa peledakan di provinsi Kunar tersebut.
Awalnya, mujahidin Imarah Islam Afghanistan dituding berada di balik serangan, mengingat mujahidin meningkatkan serangan bom ranjau dan serangan bom lainnya di negeri tersebut. Namun beberapa saksi mata mengatakan tentara AS yang melakukan peledakan.
Perintah Karzai pada Rabu (10/6) dilakukan setelah militer penjajah AS merilis sebuah video untuk menolak klaim para saksi mata yang melihat ulah meraka. Ledakan terjadi di Asadabad, ibukota provinsi Kunar. Ternyata video yang dirilis AS tidak membuat masalah menjadi selesai, bahkan membuat pemerintah Afghanistan semakin penasaran.
Bahkan militer AS sempat melontarkan klaim yang mengatakan ledakan terjadi akibat granat yang dibuat oleh Rusia, bukan tipe granat yang biasa digunakan tentara AS.
Tetapi pejabat Afghanistan tidak mempercayai begitu saja statemen dari militer AS.
Senator Saleh Mohammad mencoba mengingat peristiwa tersebut dimana militer AS tengah melakukan konvoy di tengah-tengah keramaian penduduk Asadabad.
“Aku langsung menuju rumah sakit, berbicara dengan korban luka-luka. Aku duduk di antara mereka, berbicara dengan para saksi mata dan ternyata mereka menyaksikan bom yang meledak tidak dilemparkan oleh ‘militan’ melainkan oleh tentara Amerika,” ujarnya seperti yang dilansir AFP.
Ini merupakan salah satu propaganda licik yang dibuat oleh tentara penjajah AS untuk menggembosi perjuangan mujahidin Imarah Islam Afghanistan. Namun, sebaik apapun makar yang mereka siapkan, tidak akan mampu mengalahkan makar yang dibuat Allah.
Pada bulan lalu, sedikitnya 150 Muslim sipil Afghanistan yang berada di provinsi Farah menjadi korban kebiadaban tentara penjajah AS. Jika kehadiran para tentara laknat tersebut di Afghanistan hanya untuk menghabisi sipil Afghanistan, lalu apalagi yang dapat diharapkan pemerintah Afghanistan dari mereka? (haninmazaya/bbs/arrahmah.com)