DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pengungsi Suriah terpaksa membakar pakaian mereka sebagai sumber pemanasan, karena cuaca dingin terus membuat mereka berada dalam kondisi hidup yang mengerikan.
Curah hujan yang terus menerus, bersama dengan rekor penurunan suhu dalam beberapa pekan terakhir, ribuan pengungsi Suriah -yang tidak memiliki apa-apa untuk menghadapi kondisi yang parah ini- terpaksa membakar pakaian mereka untuk pemanasan, Anadolu Agency melaporkan, lansir MEMO, Sabtu (19/1/2019).
Pengungsi yang berada di kamp-kamp yang terletak di di Idlib, Suriah, tidak memiliki listrik atau minyak untuk digunakan sebagai pemanas.
“Saya merasa sangat pilu karena saya tidak punya cara untuk menghangatkan kesepuluh anak saya,” kata seorang ibu Suriah, Ummu Khalaf kepada Anadolu Agency.
“Kami tidak memiliki pakaian musim dingin dan sekarang kami harus membakar pakaian, sepatu tua, dan peralatan plastik lainnya untuk pemanasan,” imbuhnya.
Seorang pengungsi lainnya, Ummu Yassin, mengatakan: “Masalah ini tidak hanya terkait dengan kekurangan minyak. Kamp pengungsi juga dimasuki lumpur salju. Kami tidak punya apa-apa untuk dimakan atau diminum. Kami tidak dapat meninggalkan tenda kami untuk mencari kebutuhan kami.”
Abboud Abu-Basim mengatakan: “Kami membakar ban dan bahan plastik untuk pemanasan. Kami tahu ini membahayakan penghuni kamp, terutama anak-anak.”
Subhi Wadha berkata: “Kami harus berjalan di lumpur salju ini dalam yang jarak jauh untuk mendapatkan roti.”
(ameera/arrahmah.com)