JAKARTA (Arrahmah.com) – Setelah beberapa waktu lalu Ummat Islam dikagetkan dengan video kristenisasi di CFD Jakarta dan pengelabuan misionaris terhadap warga Sentul, kini bukti video serupa beredar pada media pesan instan Whatsapp sejak Sabtu (29/11/2014) dan diunggah Baitul Maqdis (BM) pada Youtube, Senin (1/12).
Para misionaris berkedok ustadz dalam video berdurasi lebih dari 4 menit tersebut terdokumentasi mengajak warga Muslim untuk mengakui Yesus sebagai tuhan. Dengan demikian, secara terang-terangan kita dapat menangkap maksud isi video yang sangat menyesatkan itu.
Orang-orang dalam video tersebut menyampaikan ajaran kristen lewat ritual-ritual Islam. Bahkan, busana yang dikenakan mereka pun identik dengan busana Muslim untuk melakukan ibadah dan mengaji. Sungguh ini merupakan tipu muslihat yang amat licik dari para salibis guna memalingkan Ummat Islam dari akidah Islam yang lurus.
Benarlah firman Allah dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 120, bahwa:
وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui siapa pembuat video tersebut dan apa motifnya. Yang pasti, jika video itu disimak oleh orang awam, maka dikhawatirkan ajaran di dalamnya dapat mengelabui keimanan.
Pun dengan penyebarannya, kita dapat menggolongkan ini sebagai sebuah penistaan agama, sebab Rukum Iman tidak dapat diselewengkan begitu saja. Tidak ada istilah “kris-lam” (kristen-Islam)!
Allahu akbar! Mari kita bersama giatkan dakwah lebih semangat lagi, menyerukan masyarakat kembali kepada kemurnian tauhid dan meneladani Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam dengan penuh kesadaran. Jangan sampai Muslim Indonesia “seperti buih di lautan”, banyak secara jumlah, namun tidak memiliki kekokohan akidah, sehingga mudah dimurtadkan. Na’udzubillahi min dzalik. (adibahasan/arrahmah.com)