SANAA (Arrahmah.com) – Pemimpin suku oposisi Sadiq al-Ahmar mengumumkan genjatan senjata pada Jumat (27/5/2011) kemarin, hal ini mengakhiri pertempuran jalanan lima hari berturut-turut antara suku bersenjata dan pasukan pemerintah di ibu kota Yaman.
“Terjadi gencatan senjata antara pejuang kita dan pasukan (Presiden Yaman) Saleh di Kabupaten Hassaba di pusat kota Sanaa,” kata Sadiq al-Ahmar, kepala suku Hashid koalisi yang kuat.
Al-Ahmar menegaskan, kesepakatan gencatan senjata terjadi setelah shalat Jumat di luar Universitas Sanaa, di mana puluhan ribu demonstran anti-pemerintah berduka atas kematian 30 anggota pejuang al-Ahmar.
Menurut satu sumber di kantor al-Ahmar itu, kesepakatan gencatan senjata menetapkan bahwa al-Ahmar harus menyerahkan gedung-gedung pemerintah yang mereka duduki kepada komite mediasi dalam waktu dua hari.
Pertempuran jalanan mulai meletus pada Senin (23/5), sehari setelah Presiden Saleh menolak untuk menandatangani kesepakatan yang ditengahi negara-negara Teluk untuk ketiga kalinya, yang dianggap oleh pengamat lokal sebagai awal dari sebuah perang saudara.
Pertempuran lima hari menewaskan ratusan orang pada saat para pejuang al-Ahmar berhasil merebut beberapa gedung pemerintah dan kementerian.
Banyak penduduk di ibu kota telah berangkat meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke daerah pedesaan terpencil di provinsi-provinsi lain karena intensifikasi pemboman yang dilakukan secara acak, demikian dalam laporan Xinhua-OANA. (rasularasy/arrahmah.com)