DALLAS (Arrahmah.id) – Aktivis dan penulis Afrika-Amerika terkemuka Shaun King masuk Islam di sebuah masjid di Texas pada Ahad (10/3/2024), bersama istrinya Rai, menurut sebuah video yang kemudian menjadi viral secara online.
Video tersebut menunjukkan imam Palestina-Amerika Omar Suleiman membimbing King mengucapkan syahadat.
Writer and activist Shaun King and his wife have embraced Islam.
Allahu Akbar. pic.twitter.com/lIaHJkS2qr
— ilmfeed (@IlmFeed) March 11, 2024
“Bersama-sama, kami mengucapkan Syahadat dan masuk Islam untuk memulai Ramadhan. Itu adalah hari yang indah, penuh kekuatan, dan bermakna bagi kami yang tidak akan pernah kami lupakan,” tulis King di media sosial pribadinya, saat ia dan istrinya pulang dari shalat magrib di sebuah masjid di Dallas, Texas.
Aktivis Amerika itu menambahkan bahwa “kami akan mulai berpuasa di pagi hari bersama lebih dari 1 miliar Muslim di seluruh dunia.”
Saat berpidato di hadapan jemaah, pria berusia 44 tahun yang mengenakan keffiyeh itu, mengaitkan keputusannya dengan penderitaan, penderitaan, dan trauma yang dialami Gaza selama enam bulan terakhir.
“Hati saya bersama teman-teman tersayang saya di Gaza dan saya bangga bahwa kami dapat menyediakan makanan malam ini kepada ribuan keluarga dari Utara hingga Selatan di Gaza,” kata King, menekankan bahwa dia akan melanjutkan program bantuan kemanusiaannya sepanjang bulan Ramadhan.
ALLAHU AKBAR! What incredible news it is to witness the answer of a prayer and learn that our brother Shaun King @shaunking and his wife just embraced Islam with @omarsuleiman504
Alhamdulilah! Had the honor of meeting Br. Shaun at various community and social justice events… pic.twitter.com/JHRpgr1NTR
— Hassan Shibly (@HassanShibly) March 11, 2024
Aktivis tersebut mengungkapkan bahwa keputusannya untuk memeluk Islam diilhami oleh masyarakat Gaza, atas keteguhan iman dan kesetiaan mereka terhadap Islam di tengah gejolak. Ia mengatakan komitmen ini tidak hanya menghangatkan hatinya sendiri tetapi juga hati jutaan orang di seluruh dunia.
“Saya sangat tersentuh melihat orang-orang yang saat ini berada di tempat yang paling berbahaya dan traumatis di muka bumi ini, mereka tidak bisa melihat apa pun kecuali puing-puing dan sisa-sisa keluarga mereka, tapi mereka masih bisa melihat makna dan tujuan hidup,” ujarnya.
King tidak merahasiakan dukungannya terhadap Palestina dalam perjuangan mereka melawan pengepungan “Israel” di Gaza sejak 7 Oktober.
King sering mengunggah di media sosial tentang situasi tragis di Gaza dan menuntut penghentian pengeboman “Israel”, yang telah mengakibatkan sedikitnya 30.000 kematian, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 70.000 orang terluka, pada 29 Februari, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Shaun King awalnya seorang pendeta Kristen, menjadi terkenal pada pertengahan 2010-an sebagai suara untuk gerakan Black Lives Matter.
Dia meluncurkan beberapa kampanye online untuk membela korban kulit hitam dari kebrutalan polisi dan mengumpulkan dana untuk tujuan amal, seperti untuk korban gempa bumi 2010 di Haiti.
King dilaporkan telah dikecam di media sosial dalam beberapa kesempatan melalui shadow banned dan penghapusan unggahan. Meta menangguhkan akun Instagram-nya secara permanen pada Desember 2023, karena “kasus pujian terhadap entitas yang ditunjuk yang melanggar kebijakan,” menurut juru bicara Meta.
King mengutip larangan tersebut sebagai bentuk sensor atas dukungannya terhadap Palestina, kecaman terus-menerus terhadap pendanaan “Israel” dan AS, serta penggunaan istilah-istilah yang disensor di beberapa forum media Amerika seperti genosida dan pembersihan etnis. Sejak penangguhan tersebut, jutaan followernya terus mendukung dan mengikutinya di LinkedIn dan Facebook. (zarahamala/arrahmah.id)