ANNECY (Arrahmah.id) — Seorang pengungsi Suriah bersenjatakan pisau menikam empat anak prasekolah dan melukai dua orang dewasa di tepi danau di Pegunungan Alpen Prancis pada hari Kamis (8/6/2023). Belum diketahui motif penyerangan ini.
Dilansir AFP (9/6/2023), korban termuda di kota Annecy berusia 22 bulan dan penyelidik mencoba memahami alasan amukan di taman umum sekitar pukul 9:45 pagi (0745 GMT).
Penyerang, berpakaian hitam dan membawa pisau sepanjang sekitar 10 sentimeter (empat inci), terdengar berteriak “dalam nama Yesus Kristus” pada video yang diambil oleh seorang pengamat dan dilihat oleh AFP.
“Tidak ada motif teroris yang jelas,” kata jaksa lokal Line Bonnet-Mathis kepada wartawan di kota tepi danau dekat kota Jenewa di Swiss.
Dia mengatakan penyelidikan atas percobaan pembunuhan telah dibuka dan tersangka tidak berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol.
Perdana Menteri Elisabeth Borne mengatakan tersangka “tidak dikenal oleh dinas intelijen mana pun” dan tidak memiliki “riwayat masalah kejiwaan”.
“Kami terkejut dengan tindakan yang penuh kebencian dan tak terlukiskan ini,” katanya setelah bergegas ke tempat kejadian.
Tersangka diketahui berusia 30 tahunan dan baru-baru ini bercerai. Dia pernah tinggal selama 10 tahun di Swedia di mana dia diberikan status pengungsi pada bulan April, kata sumber keamanan dan mantan istrinya kepada AFP.
“Dia menelepon saya sekitar empat bulan lalu. Dia tinggal di gereja,” kata mantan istrinya tanpa menyebut nama, mengatakan dia telah meninggalkan Swedia karena dia tidak bisa mendapatkan kewarganegaraan Swedia.
Saksi menggambarkan dia berlarian di sekitar taman di tepi Danau Annecy mengenakan bandana dan kacamata hitam, tampaknya menyerang orang secara acak.
Polisi bersenjata menangkapnya di tempat kejadian.
“Dia ingin menyerang semua orang. Saya menjauh dan dia menerjang pria dan wanita tua dan menikam pria tua itu,” kata mantan pesepakbola profesional Anthony Le Tallec, yang sedang berlari di taman, kepada surat kabar lokal Dauphine Libere.
Pengerahan besar pasukan keamanan menutup taman dan petugas forensik sedang menganalisis tempat kejadian, seorang wartawan AFP melihat. (hanoum/arrahmah.id)