BAGHDAD (Arrahmah.com) – Sebuah video yang diposting di internet pada Rabu (4/3/2015) menunjukkan tentara Irak yang menembak mati dari jarak dekat seorang anak kecil yang ditangkap atas dugaan telah berjuang bersama dengan kelompok pejuang di Provinsi Diyala, sebagaimana dilansir oleh al-Arabiya.
Direktur Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Irak, Mustafa Saadoun, dalam sebuah wawancara dengan Al Hadath News Channel, mengutuk “perlakuan barbar” terhadap bocah tersebut, yang diyakini berusia 11-tahun.
“Semua hukum internasional dan Irak tidak memberikan hak kepada siapapun untuk membunuh orang kecil,” kata Saadon.
“Dia seharusnya ditahan dan diadili dalam pengadilan yang tepat dan direhabilitasi, bukannya disiksa,” tambahnya.
Dalam video tersebut terlihat anak kecil itu dikelilingi para tentara Irak yang meneriakinya. Tersirat jelas ketakutan di wajah anak itu saat tentara menamparinya dan menodonginya dengan senapan.
Seorang tentara terlihat mencoba melerai. Tentara lainnya mulai mundur, termasuk tentara yang melerai mereka. Bocah itu dijauhi sekitar lima meter sebelum dia ditembaki. Tidak satu kali, tapi diberondong peluru. Tewas seketika.
Kamera kemudian menyorot bocah malang ini dari dekat. Beberapa peluru dengan telak menghantam kening sebelah kanannya, sementara di sisi lainnya isi kepalanya berhamburan keluar, sebuah pemandangan yang mengerikan.
Ketika membuka video ini dalam versi Youtube terdapat tulisan, “Video ini telah dihapus karena melanggar kebijakan YouTube tentang konten menggemparkan.” Tapi video ini masih bisa dilihat di situs al Arabiya.
Dalam menghadapi pasukan ISIS yang menguasai wilayah itu, pasukan Irak sangat mengandalkan bantuan dari militan Syiah yang kerap dilaporkan membantai dan menyiksa warga Sunni.
“Militan Syiah kerap melakukan serangan pembalasan sektarian terhadap sipil Sunni yang tidak terlibat dalam peperangan. Kami prihatin atas keadaan ini dan meningkatnya serangan seperti itu dalam operasi yang tengah berlangsung,” kata Donatella Rovera, penasihat krisis di lembaga Amnesty International.
Sebelumnya militan Syiah Irak dilaporkan mengeksekusi mati sedikitnya 70 warga desa Sunni. Perdana Menteri Haider al-Abadi memerintahkan penyelidikan atas laporan tersebut.
(ameera/arrahmah.com)