GAZA (Arrahmah.id) — Serangan Israel terhadap orang-orang yang menunggu untuk menerima bantuan kemanusiaan pada Kamis (29/2/2024), yang menewaskan 112 warga Palestina dan melukai lebih dari 750 lainnya, ternyata sudah diatur oleh pemerintah zionis.
Bahkan, dalam skenario keji Israel yang dikenal sebagai Pembantaian Tepung itu melibatkan pengusaha lokal Palestina untuk menunjukkan pengiriman bantuan kemanusiaan.
“Para pejabat Israel, pengusaha Palestina, dan diplomat Barat telah mengungkapkan bahwa Tel Aviv telah terlibat dalam perencanaan setidaknya empat konvoi bantuan ke Gaza utara selama seminggu terakhir,” demikian laporan New York Times.
Berbicara kepada harian Amerika Serikat (AS), dua diplomat Barat mengatakan mereka diberitahu oleh pejabat Israel tentang motif Israel di balik tindakan tersebut.
“Pemerintah Israel dilaporkan memulai upaya ini untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza utara, di mana kelaparan mengancam nyawa karena penangguhan sebagian besar operasi bantuan internasional,” kata para diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya.
Penangguhan ini terjadi di tengah pembatasan Israel terhadap truk bantuan dan meningkatnya pelanggaran hukum di wilayah tersebut.
“Para pejabat Israel menjalin kontak dengan beberapa pengusaha lokal, meminta bantuan mereka dalam mengkoordinasikan konvoi bantuan swasta ke Gaza utara, dan Israel menawarkan dukungan keamanan,” ungkap dua pengusaha Gaza.
Jawdat Khoudary, salah satu pengusaha Palestina yang membantu mengatur beberapa truk bantuan Israel untuk inisiatif bantuan tersebut, menyatakan betapa mendesaknya situasi ini, dengan mengatakan: “Keluarga, teman, dan tetangga saya sekarat karena kelaparan.”
Pada Kamis pagi, pasukan Israel menembaki kerumunan warga Palestina yang menunggu bantuan kemanusiaan di selatan Kota Gaza di daerah “Bundaran al-Nabulsi”, menyebabkan sedikitnya 112 warga Palestina tewas dan 760 lainnya terluka.
Militer Israel mengatakan penyelidikan awal menemukan bahwa beberapa warga Palestina mendekati pos pemeriksaan militer yang mengawasi masuknya truk bantuan dan tentara melepaskan tembakan peringatan dan menembaki kaki warga Palestina yang terus bergerak ke arah pasukan.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan 30.410 orang dan melukai 71.700 lainnya dengan kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.
Perang Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (hanoum/arrahmah.id)