BANDUNG (Arrahmah.com) – Dengan menerapkan demokrasi membuat ketergantungan bangsa Indonesia dengan hutang, besar. Belum lagi jerat kapitalisme yang semakin membebani rakyat negeri ini, sumber daya alamnya habis dikeruk asing untuk kemakmuran bangsa-bangsa lain dan segelintir elit di sini.
Sehingga muncul pesimisme Indonesia bisa lepas dari jerat kapitalisme pasca digelarnya pemilu 2014.
“Kita ketergantungan dengan hutang besar. Kita juga ketergantungan dengan lembaga keuangan kapitalis yang besar. Belum lagi media dan SDA, semua milik swasta” kata Pengamat Hukum dan Politik dari Universitas Parahyangan Bandung Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf ketika ditemui Media Ummat di Kampus Pascasarjana UNPAR, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/4/2014).
Jerat yang sangat kuat tersebut, menurutnya tak akan bisa lepas selama Indonesia masih mengambil sistem Demokrasi yang berasal dari barat. “Apa yang kita lihat, demokrasi yang berasal dari barat itu ternyata menghasilkan kondisi seperti ini,” tegasnya.
Namun dirinya menyayangkan, masih banyak intelektual yang masih mengadopsi produk barat yang sebenarnya sudah jelas membawa dampak kesusahan bagi rakyat.
“Kita belajar tentang politik, tentang pemerintahan, kita hanya diberi pelajaran tentang sistem demokrasi yang berasal dari barat itu. Tidak ada pilihan lain. Itu saja yang di bahas terus menerus, dan dianggap yang paling baik” terangnya.
Untuk itu, Prof Asep menyarankan agar para tokoh Muslim tak membebek dan memberikan alternatif untuk disampaikan kepada masyarakat.
“Akan lebih parah, bila kita lihat ikut-ikutan mengajarkan yang demikian kepada umat,” pungkasnya. (azm/arrahmah.com)