BEIJING (Arrahmah.id) — Tepis rumor kudeta politik yang terjadi di Cina, Presiden Xi Jinping akhirnya muncul di depan publik setelah beberapa hari ‘menghilang’ di tengah isu tersebut.
Dilansir Associated Press (28/9/2022), Xi terlihat mengunjungi sebuah pameran di Beijing. Ia terlihat dalam tayangan televisi pemerintah Cina yang disiarkan pada Selasa (27/9) waktu setempat.
Xi mengunjungi sebuah pameran dengan tema ‘Menempa Menuju Era Baru’ yang digelar di Beijing Exhibitian Hall.
Tampak Perdana Menteri (PM) Li Keqiang dan beberapa jajaran pejabat tinggi Cina mendampingi Xi dalam momen tersebut. Xi sendiri sempat melihat-lihat beberapa benda yang dipamerkan.
Tidak hanya itu, Xi sempat mengomentari kemajuan ekonomi Cina dalam satu dekade terakhir.
Kunjungan itu diketahui menjadi penampilan pertama Xi di televisi pemerintah Cina semenjak dia kembali dari pertemuan puncak di Uzbekistan akhir pekan lalu.
Sebenarnya, bukan hal yang tidak biasa bagi para pemimpin Cina untuk absen dari pandangan publik selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Seperti yang terjadi saat pertemuan politik informal digelar di resort tepi pantai Beidaihe setiap musim panas.
Namun, waktu hilangnya Xi dari mata publik hanya beberapa pekan sebelum digelarnya kongres partai yang penting, yang hanya digelar setiap lima tahun.
Hal ini semakin mengobarkan rumor-rumor yang beredar terkait kudeta politik.
Xi diperkirakan akan menerima masa jabatan ketiga, selama lima tahun, sebagai pemimpin Partai Komunis Cina dalam kongres yang akan dimulai 16 Oktober mendatang. Masa jabatan ketiga itu mematahkan tradisi sejak lama yang hanya membatasi pemimpin Cina untuk menjabat maksimum dua periode saja.
Diketahui bahwa di bawah aturan pandemi virus Covid-19 yang berlaku di Cina, Xi yang juga menjabat sebagai pemimpin Partai Komunis Cina dan Tentara Pembebasan Rakyat itu juga wajib menjalani karantina. Karantina dilakukan selama seminggu usai kembali dari kunjungan luar negeri.
Sistem politik yang buram di Cina kerap memicu desas-desus soal pertikaian politik atau upaya kudeta meskipun stabilitas yang dijunjung tinggi dalam negara dengan pengawasan otoriter, itu berarti adanya penindakan tanpa henti setiap tanda-tanda perbedaan pendapat yang muncul.
Xi secara luas dianggap sebagai pemimpin paling kuat dan berpengaruh di Cina dalam beberapa tahun terakhir, dengan tidak ada penantang kuat baginya. Bahkan Xi telah menghapuskan batasan masa jabatan yang diatur konstitusional Cina, yang mengizinkannya untuk menjabat seumur hidup jika dia berkenan. (hanoum/arrahmah.id)