TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Tanda-tanda kebahagiaan dan kelegaan tampak di wajah petani kurma merah di selatan Jalur Gaza, setelah sejumlah pedagang dan asosiasi pertanian mulai membeli kurma untuk ekspor. Selatan Gaza terkenal dengan pertumbuhan kurma merahnya dan kurma-kurma itu akan diekspor ke Tepi Barat untuk pertama kalinya dalam 15 tahun setelah menerima persetujuan dari “Israel”, lansir Memo pada Senin (19/10/2015).
Area tersebut digunakan untuk menghasilkan sejumlah besar kurma yang akan diekspor, namun setelah pecahnya Intifada di Al-Aqsa pada tahun 2000, “Israel” melarang ekspor kurma. Banyak petani berhenti menumbuhkan kurma mereka karena mereka menderita kerugian yang disebabkan pangsa pasar mereka telah berkurang.
Para petani di Gaza biasanya menjual kurma dengan harga tidak lebih dari $ 13, tapi tahun ini harga akan meningkat menjadi sekitar $ 52. Ini akan memberikan kontribusi untuk menutupi kerugian mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Selain fakta bahwa kurma merah dijual dengan harga rendah di pasar Gaza, para petani juga menghadapi masalah hama kurma merah dalam beberapa tahun terakhir, yang merusak ratusan pohon kurma.
Asosiasi di Gaza akan melakukan upaya untuk mengekspor buah 1.000 pohon kurma, yaitu sekitar 50-80 ton.
“Israel” memberlakukan blokade di Jalur Gaza setelah Hamas memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006 dan memperketat blokade pada pertengahan 2007.
(fath/arrahmah.com)