TEHERAN (Arrahmah.com) – Sebagian orang di Iran secara terbuka mempertanyakan keterlibatan militer Iran selama empat tahun di Suriah saat jumlah perwira militer Iran yang tewas di Suriah melonjak.
Sebagaimana dilansir oleh Middle East Eye, Selasa (27/10/2015), lonjakan jumlah petugas militer Iran yang tewas di Suriah telah memicu perdebatan di Iran terkait peningkatan upaya negara itu untuk mendukung Presiden Bashar al-Asad.
Di Teheran, di mana orang yang meninggal dalam perang sangat dihormati dan dikenang, melonjaknya tentara Iran yang tewas di Suriah menunjukkan harga mahal dari nyawa manusia yang dibayar Iran di Suriah.
Meskipun tidak sebanding dengan perang dengan Irak tahun 1980-1988 – di mana ratusan ribu warga Iran tewas – peran Iran di beberapa wilayah di Suriah seperti Aleppo telah diintensifkan.
Dalam dua minggu terakhir Iran telah menyaksikan kematian salah satu jenderal terkenalnya, Hossein Hamedani, dua kolonel dan sembilan anggota lain dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
Jumlah korban yang meningkat itu menyusul peluncuran kampanye udara Rusia dalam mendukung Asad yang bertepatan dengan peningkatan eskalasi dalam perang darat.
Untuk pertama kalinya di Iran beberapa orang secara terbuka mempertanyakan keterlibatan Iran selama empat tahun dalam perang di Suriah, dimana kekhawatiran itu ditayangkan di media sosial.
“Kami tidak boleh kehilangan komandan kami dengan begitu mudah. Ini adalah kesalahan yang kami juga sering lakukan selama perang yang dipaksakan,” kata salah satu postingan secara online yang datang setelah konfirmasi kematian dua kolonel Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
Mereka membandingkan dengan orang-orang yang tewas dalam perang melawan Irak saat kepemimpinan Saddam Hussein.
Pejuang Suriah telah mengintensifkan pertempuran sehingga menyebabkan korban di pihak Iran. Hal ini tidak mungkin bagi IRGC untuk melindungi para tentaranya..
Dalam pengakuan tentang berbagai kesulitan yang dihadapi di Suriah, wakil komandan IRGC memberikan wawancara ekstensif di televisi Iran pada Senin malam (26/10) yang berupaya untuk mengatasi perhatian publik yang mempertanyakan lonjakan tentara Iran yang tewas dalam perang Suriah.
“Mereka harus mengunjungi lokasi kejadian, dan harus mengenal realitas di lapangan agar dapat memberi saran. Mereka tidak bisa duduk di kamar dan membantu tentara Suriah,” kata Brigadir Jenderal Hossein Salami.
“Kehadiran kami meningkat dalam kuantitas dan kualitas. Jumlah martir kami tidak tinggi, tetapi dibandingkan dengan sebelumnya, ini lebih terlihat,” katanya.
Dia juga mengakui bahwa Suriah telah meminta bantuan lagi.
Tidak ada angka resmi yang telah diberikan, tetapi jumlah milisi di bawah komando Iran mulai dari relawan Syiah dan milisi Hizbullah Lebanon, diperkirakan berjumlah ribuan.
(ameera/arrahmah.com)