TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Peneliti Palestina khusus urusan tahanan, Riyadh Al-Ashqar, menyatakan bahwa tentara Zionis memasuki dan menyerang penjara dan rumah tahanan sebanyak enam kali pada pekan lalu, menyerang dan melanggar hak-hak para tahanan Muslim Palestina dan sebelas orang terluka dalam serangan itu.
Al-Ashqar menyatakan pada Jumat (16/3/2012) bahwa di bawah kekuatan militer Israel menyerang enam pusta penahanan utama, di mana tahanan politik Palestina berada, dan menransfer 200 tahanan ke berbagai penjara dan rumah tahanan berbeda, selain menempatkan delapan tahanan ke kurungan soliter, dan pembatasan ketat diberlakukan pada para tahanan, seperti yang dilaporkan IMEMC Sabtu (17/3).
Tentara menembakkan bom gas di penjara dan menyerang tahanan dengan tongkat, sebelas tahanan terluka, beberapa dari mereka menderita gegar otak dan patah tulang, sementara yang lain mati lemas setelah menghirup gas yang ditembakkan oleh tentara.
Salah satu tahanan yang diidentifikasi sebagai Fares Khalifa, dirawat di rumah sakit setelah ia berulangkali dipukuli oleh tentara dan keningnya mengalami pendarahan. Beberapa tahanan yang terluka diidentifikasi sebagai Ziad Zahran, Malek al-Jallad, Mohammad Nuwwara, Hamza al-Khmour, Ziad As-Seelawi dan Eyad Fatafta.
Tentara masuk ke seksi 14 dan 16 di penjara Ofer, memborgol para tahanan dan menempatkan mereka di sebuah ruang kecil sebelum mereka melakukan pencarian di kamar mereka dan menyebabkan kerusakan di sana.
Tentara juga menyemprotkan gas air mata di dua seksi itu setelah para tahanan dilecehkan, dihina oleh para tentara Zionis.
Para tahanan mengatakan bahwa pasokan air dipotong di dua seksi itu dan menyita perlengkapan memasak tahanan selama beberapa jam.
Dalam serangan terpisah terhadap tahanan di Nafha, tentara dari Brigade Mitzada mengelilingi para tahanan yang berada di halaman penjara dan menahan mereka selama beberapa jam karena mereka melakukan aksi protes terhadap perlakuan kasar dan pelanggaran yang berulang kali.
Administrasi penjara kemudian memutuskan untuk melarang para tahanan dari hak kunjungan mereka selama sebulan dan menyita semua peralatan listrik dari kamar mereka, memutuskan untuk menjaga mereka di dalam kamar selama seminggu penuh dengan istirahat satu jam sehari.
Tentara Zionis juga masuk ke penjara Galboa selama jam kunjungan sementara puluhan keluarga telah menunggu di depan tahanan berharap akan diizinkan untuk mengunjugi para tahanan, tetapi sebaliknya, mereka menyaksikan tentara melancarkan kerusuhan, keluarga tidak diberi hak kunjungan mereka dan dipaksa meninggalkan kompleks penjara.
Mantan tahanan politik , kepala Biro Sensus di Kementrian Palestina untuk urusan tahanan, menyatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada 12 Februari 2012 bahwa 202 warga Palestina tewas di dalam penjara dan fasilitas penahanan lain sejak Israel menduduki Tepi Barat, Jlaur Gaza dan Yerusalem Timur pada tahun 1967.
74 dari mereka dieksekusi oleh tantara Zionis setelah mereka diculik, 7 ditembak dan tewas di dalam penjara, 51 meninggal karena kurangnya perawatan medis dan 70 meninggal karena penyiksaan berlebihan selama interogasi. (haninmazaya/arrahmah.com)