AMMAN (Arrahmah.id) – Tentara Yordania mengatakan pada Selasa (13/6/2023) bahwa mereka telah menjatuhkan pesawat tak berawak yang membawa narkoba dari Suriah ke wilayah perbatasan utaranya, dan mengatakan Yordania tidak akan membiarkan daerah perbatasan menjadi garis depan dalam perang narkoba yang terkait dengan Iran.
Kerajaan menyalahkan milisi pro-Iran, yang katanya dilindungi oleh unit-unit di dalam tentara Suriah, karena menyelundupkan narkoba melintasi perbatasannya menuju pasar Teluk yang menguntungkan.
Rezim Suriah mengklaim melakukan yang terbaik untuk mengekang penyelundupan dan terus mendobrak jaringan penyelundup di selatan. Ia menyangkal keterlibatan oleh milisi yang didukung Iran yang terkait dengan tentara dan pasukan keamanannya.
Amman telah mengeluarkan beberapa peringatan ke Suriah untuk mengekang penyelundupan narkoba ke perbatasannya, setelah sejumlah insiden terjadi.
Selain itu, peningkatan tajam dalam upaya penyelundupan telah memaksa Yordania sejak tahun lalu untuk mengubah aturan keterlibatan tentara di sepanjang perbatasan, memberi militernya wewenang untuk menggunakan kekuatan yang luar biasa. Awal bulan lalu, gembong narkoba Suriah Marei al-Ramthan tewas dalam dugaan serangan udara Yordania di dekat perbatasan Suriah-Yordania di provinsi Suweida.
“Kami terus bertekad menangani setiap ancaman terhadap perbatasan kami dan setiap upaya untuk menggoyahkan keamanan negara,” kata tentara dalam sebuah pernyataan.
Pesawat itu dicegat dan jatuh di sisi perbatasannya, katanya.
Suriah yang dilanda perang telah menjadi wilayah utama untuk perdagangan narkoba bernilai miliaran dolar, dengan Yordania sebagai rute transit utama ke negara-negara Teluk yang kaya minyak untuk amfetamin buatan Suriah yang dikenal sebagai captagon, kata pejabat anti-narkotika Barat dan Washington.
Captagon adalah stimulan psikoaktif tipe amfetamin yang sangat adiktif.
80 persen captagon dunia diproduksi di Suriah yang dilanda perang. Negara ini telah menjadi pusat stimulan ilegal setelah konflik selama 12 tahun yang menghancurkan karena rezim Asad telah bergantung pada produksi obat tersebut untuk pendapatan ekonomi.
Para pejabat Yordania mengatakan mereka telah menyuarakan keprihatinan mereka dengan rezim Suriah tetapi belum melihat adanya upaya nyata untuk menekan perdagangan gelap tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)