SEIYUN (Arrahmah.id) — Seorang tentara dari pemerintah Yaman telah diasingkan setelah melepaskan tembakan ke pasukan Saudi. Tembakan, yang terjadi saat sesi latihan bersama di Yaman timur, menewaskan dua tentara Saudi dan melukai lainnya.
Dilansir Associated Press (11/11/2024), serangan terhadap pasukan Saudi terjadi pada Jumat (8/11) malam di Seiyun, sebuah kota sekitar 500 kilometer (310 mil) di sebelah timur Sanaa.
Laporan Kantor Berita Saudi yang dikelola pemerintah, mengutip pernyataan militer, menyebut saat pasukan berlatih di pangkalan yang dipimpin Saudi di sana, tentara tersebut melepaskan tembakan, menewaskan seorang perwira dan seorang perwira bintara.
“Komando Pasukan Gabungan menggarisbawahi bahwa serangan ‘Lone Wolf’ ini tidak mewakili anggota terhormat Kementerian Pertahanan Yaman,” tambah pernyataan itu. Tentara Saudi yang tewas dan yang terluka lainnya telah dibawa kembali ke kerajaan.
Aidarous al-Zubaidi, pemimpin Dewan Transisi Selatan Yaman, mengidentifikasi tentara yang melakukan serangan itu sebagai anggota Daerah Militer Pertama, yang bermarkas di Seiyun.
Polisi di daerah tersebut menerbitkan foto-foto tentara tersebut, mengatakan ada hadiah sebesar 30 juta rial Yaman untuk informasi yang mengarah pada penangkapan tentara tersebut. Itu bernilai sekitar US$15.000 di pasar gelap.
Pihak berwenang tidak memberikan motif di balik serangan itu.
Al Qaeda di Jazirah Arab yang telah lama beroperasi di sekitar Hadramaut pun tidak langsung mengklaim serangan itu.
Laporan pakar PBB belum lama ini mengatakan bahwa kelompok al-Qaeda dan Houthi telah mulai “berkoordinasi secara langsung satu sama lain.”
Sementara itu, Houthi juga tidak mengklaim serangan itu. Akan tetapi, pejabat Houthi Hamid Rizq memuji serangan itu dalam sebuah pesan di platform sosial X, dengan mengklaim serangan itu berasal dari “perasaan tertindas” atas pasukan Saudi yang ditempatkan di daerah itu.
“Operasi heroik itu adalah awal dan indikasi masa depan yang keras yang menanti para penjajah,” tulis Rizq.
Serangan di provinsi Hadramawt timur terjadi saat gencatan senjata selama bertahun-tahun antara Arab Saudi dan pemberontak Houthi Yaman sebagian besar telah berlangsung meskipun militan terus menyerang pengiriman di koridor Laut Merah. (hanoum/arrahmah.id)