BELARUSIA (Arrahmah.id) — Tak kurang dari 86 prajurit Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) yang menjadi tahanan perang militer Rusia, akhirnya dibebaskan pada 1 April 2022 lalu. Dari keseluruhan prajurit Ukraina yang ditahan Rusia, 15 orang diantaranya adalah wanita.
Dilansir UACrisis (6/4/2022), 86 tentara Ukraina dibebaskan melalui jalur pertukaran. Proses pertukaran tahanan perang dilakukan militer Ukraina dan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF), di wilayah Zaporizhia.
Pasca dibebaskan, sebuah fakta diungkap oleh Komisaris Parlemen Ukraian untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Liudmyla Denisova, Lewat akun Facebook pribadinya, Denisova menulis kesaksian para tentara wanita Ukraina yang sempat menjadi tahanan perang.
Menurut Denisova, para tentara wanita ini dibawa ke Belarus setelah tertangkap dalam perang. Di Belarus, para tentara wanita Ukraina ini mendapat siksaaan hebat saat diinterogasi pasukan Rusia. Denisova menyatakan, Belarus adalah tempat sementara sebelum para tahanan dibawa ke Pusat Penahanan Pra-Sidang Militer di Bryansk, Rusia.
Dalam pernyataannya juga Denisova menyebut para tentara wanita Ukraina ini mendapat ancaman pembunuhan dan siksaan saat dinterogasi. Tak hanya itu, mereka juga dipaksa telanjang dan memotong rambutnya.
“Para (tentara) wanita diangkut ke Belarus sebelum dimasukkan ke pusat penahanan pra-sidang di Bryansk, Rusia. Di mana, mereka disiksa dan diancam,” tulis Denisova.
“Para tawanan dipaksa membuka pakaian di depan penjaga pria, berjongkok dan memotong rambut mereka. Mereka juga terus-menerus diinterogasi, semuanya untuk menghancurkan moral mereka,” katanya.
Tindakan militer Rusia terhadap para tahanan perang disinyalir telah melanggar Pasal 13 Konvensi Jenewa. Pada pasal tersebut menjelaskan, tawanan perang memiliki hak untuk diperlakukan secara manusiawi. Tahanan perang juga wajib dilindungi, terutama dari tindakan kekerasan dan intimidasi. (hanoum/arrahmah.id)
Tentara wanita Ukraina yang sempat ditangkap Rusia telah dibebaskan dalam keadaan kepala botak. [Foto : UACrisis]