JALUR GAZA (Arrahmah.id) – Tentara wanita “Israel” mengucapkan terimakasih kepada sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qasam karena telah memperlakukan para tawanan dengan manusiawi. Salah seorang tentara bahkan berterimakasih karena para pejuang Al-Qassam melindungi mereka saat “Israel” membombardir Jalur Gaza.
Ucapan terimakasih tersebut disampaikan saat Brigade Izzuddin Al-Qassam akan menyerahkan para tawanan ke Komite Palang Merah Internasional, sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati Hamas dan “Israel”.
“Assalamualaikum, terima kasih kepada Brigade Izzuddin Al-Qassam atas perlakuan yang baik,” ujar tawanan pertama dalam video yang dirilis Al-Qassam, seperti dilansir Anadolu, pada Ahad (26/1/2025).
“Terima kasih atas makanan, minuman, dan pakaian,” kata yang lain.
Tawanan ketiga menyampaikan terima kasih kepada para pejuang yang menjaga mereka selama serangan udara, sementara tawanan keempat berharap hari itu menjadi momen bahagia bagi semua orang.
Proses penyerahan dilakukan di Lapangan Palestina, Gaza, dengan kehadiran besar pejuang Al-Qassam dan Saraya Al-Quds. Tawanan wanita diserahkan kepada Komite Internasional Palang Merah, sebelum akhirnya diterima oleh militer “Israel”.
Para tawanan menyebutkan tanggal penyerahan, “25 Januari 2025,” ketika mereka turun dari kendaraan. Rekaman juga menunjukkan mereka berada di atas panggung bersama anggota perlawanan, menandatangani perjanjian penyerahan dengan perwakilan Palang Merah, lalu menyapa kerumunan warga Palestina.
Empat tawanan wanita yang dibebaskan adalah Karina Ariev, Danielle Galboa, Naama Levy, dan Liri Elbag, sesuai daftar yang diumumkan Al-Qassam pada Jumat sebelumnya.
Berdasarkan fase pertama gencatan senjata Gaza, “Israel” kini bersiap untuk menarik diri dari wilayah Koridor Netzarim yang memisahkan Gaza utara dari selatannya, yang memungkinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke utara.
Fase pertama perjanjian yang berlangsung selama enam minggu tersebut mulai berlaku pada tanggal 19 Januari, menangguhkan perang genosida “Israel” yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 111.000 orang sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Pada hari pertama gencatan senjata, “Israel” membebaskan 90 tahanan Palestina sebagai ganti tiga tawanan “Israel” yang dibebaskan oleh Hamas.
Perjanjian gencatan senjata tiga fase tersebut mencakup pertukaran tahanan dan ketenangan yang berkelanjutan, yang bertujuan untuk gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan “Israel” dari Gaza. (Rafa/arrahmah.id)