SOMALIA (Arrahmah.com) – Tentara Uni Afrika di Somalia, tak ubahnya dengan tentara kafir AS dan zionis Israel, tanpa pandang bulu melakukan serangan membabi buta ke wilayah yang bertetanggaan dengan Mogadishu, setelah sebuah bom syahid menyerang kamp mereka.
Sedikitnya, 22 warga sipil dibunuh dalam operasi militer yang dilakukan tentara Uni Afrika tersebut.
Beberapa rumah menjadi target serangan, dihantam oleh artileri milik tentara Uni Afrika.
“Kami adalah warga sipil, kami tidak memiliki senjata, namun kami terperangkap di tengah-tengah operasi militer yang dilakukan tentara Uni Afrika yang katanya datang untuk membawa perdamaian di Somalia,” ujar Adam Abdi.
Mesjid-mesjid menjadi target
Penduduk lokal dibuat marah setelah dua orang dilaporkan tewas dan dua mesjid menjadi target serangan tentara Uni Afrika.
“Pertama, mereka menghantam menara, 10 menit kemudian mereka menghantam bagian inti mesjid, ini menunjukkan bahwa mereka membenci Islam,” ujar salah seorang Imam di Mesjid Nawawi.
“Aku memohon kepada seluruh saudara seiman dimana saja berada untuk mendukung mujahidin di sini melawan musuh-musuh Allah, dari Ethiopia ataupun Burundi,” lanjutnya.
Sekitar 3.000 tentara dari Uganda dan Burundi berada di Somalia sebagai bagian dari misi Uni Afrika untuk membawa “perdamaian” di negeri muslim Somalia. Sejatinya, tujuan mereka bukan untuk membawa perdamaian, melainkan menghalangi para mujahidin yang berjuang menegakan syariat Islam di Somalia.
Puluhan tentara Uni Afrika telah tewas di Somalia, di hari-hari pertama mereka memasuki Somalia.
Seperti biasa, pihak musuh selalu mengelak akan apa yang telah mereka lakukan. Ramtane Lamamra, komisi keamanan Uni Afrika mengatakan mereka tidak melakukan serangan terhadap warga sipil.
Kini, sebagian besar Somalia telah dikuasai mujahidin dari harakah Shabaab al-Mujahidin yang mendapat dukungan dari berbagai kelompok di Somalia yang awalnya ikut memerangi para mujahidin.
Beberapa pengamat mengatakan, keluarnya tentara Ethiopia dari Somalia bisa menyebabkan kekosongan kepemimpinan di Somalia. Hal ini telah terlihat dengan mundurnya satu persatu pejabat pemerintahan Somalia sementara. Saat itulah, para mujahidin dapat mengambil alih kekuasaan. Semoga saja. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)