KHARTOUM (Arrahmah.com) – Tentara Sudan dikerahkan di sekitar markas besarnya di Khartoum pada Senin (8/4/2019) ketika ribuan demonstran mendesak militer untuk mendukung seruan pengunduran diri dari penguasa yang telah berkuasa selama tiga dekade, Omar Al-Bashir.
“Ketika tentara ada di sini, kami tidak takut,” ujar demonstran yang meneriakkan tanda-tanda kemenangan ketika kendaraan militer dengan tentara berkeliaran di sekitar kompleks, kata para penonton, lansir AFP.
Sejak protes meletus di seluruh Sudan pada bulan Desember, agen-agen Badan Intelijen dan Keamanan Nasional (NISS) yang kuat dan polisi anti-huru hara telah menindak demonstran, tetapi tentara belum melakukan intervensi.
Para pendemo sejak Sabtu (6/4) berkemah di sekitar kompleks militer -yang berdekatan dengan kediaman Bashir dan kementerian pertahanan- dalam demonstrasi anti-pemerintah terbesar selama berbulan-bulan.
Para saksi mata mengatakan tentara memasang barikade di jalan-jalan dekat kompleks itu setelah tindakan keras oleh personil dan polisi NISS gagal mengusir para demonstran.
Beberapa kendaraan yang membawa anggota badan intelijen dan polisi anti-huru hara telah tiba pada Senin dini hari di lokasi protes, kata saksi mata kepada AFP.
“Setelah itu, pasukan keamanan mulai menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa,” ujar seorang saksi yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Suara tembakan juga terdengar, kata saksi mata, tetapi tidak jelas siapa yang menembak.
Beberapa aktivis di lapangan mengatakan itu adalah tembakan oleh tentara ke udara, tetapi ini tidak dapat dikonfirmasi secara independen.
Penyelenggara protes mendesak militer untuk melindungi para demonstran dari agen dinas rahasia dan polisi anti-huru hara.
“Kami ingin kalian, para perwira muda dan tentara, tetap berkomitmen pada peran tentara nasional, yang melindungi rakyat,” kata Asosiasi Profesional Sudan dalam sebuah pernyataan.
Belum pernah terjadi sebelumnya
Gas air mata pagi itu dirasakan oleh penduduk di distrik Khartoum kelas atas sekitar lima kilometer dari kompleks tentara.
“Saya melangkah ke balkon, saya mendengar suara tabung gas dan bisa merasakan gas di udara,” kata seorang warga.
Beberapa jam kemudian personil keamanan kembali menembakkan gas air mata ke para demonstran, kata saksi mata.
Penyelenggara protes mendesak warga Khartoum dan daerah sekitarnya untuk bergabung dengan para demonstran yang telah berada di jalan selama tiga hari berturut-turut.
“Pasukan keamanan rezim berusaha membubarkan aksi duduk dengan kekuatan,” kata penyelenggara unjuk rasa yang menyebut diri Aliansi untuk Kebebasan dan Perubahan dalam sebuah pernyataan.
“Kami menyeru semua orang di sekitar Khartoum untuk berkumpul di sana untuk melindungi orang-orang kami di lapangan.”
Kerumunan orang yang membawa makanan dan air kemudian terlihat berjalan menuju kompleks tentara untuk berpartisipasi dalam demonstrasi.
Beberapa perusahaan mengatakan kepada karyawan untuk tidak masuk kerja “sampai pemberitahuan lebih lanjut”. (haninmazaya/arrahmah.com)