KABUL (Arrahmah.com) – Sekurangnya tujuh warga sipil tewas setelah pasukan salibis pimpinan AS menyerang kawasan pemukiman penduduk di bagian selatan Afghanistan.
Korban, yang sebagian besar adalah anak-anak, terbunuh di distrik Zhari, Provinsi Kandahar pada Rabu malam (23/11/2011), saat salibis ISAF NATO meluncurkan serangan udara di area tersebut.
Sementara itu, di kantornya, Presiden Afghan, Hamid Karzai, mengutuk serangan tersebut. Dalam pernyataannya, Karzai menyatakan bahwa serangan udara itu membunuh tujuh warga sipil, termasuk enam orang anak kecil, serta melukai dua remaja.
Karzai menugaskan sebuah tim untuk menginvestigasi insiden itu.
Hilangnya nyawa warga sipil di tangan pasukan asing ini telah meningkatkan sentimen anti-Amerika di Afghanistan.
Presiden Afghanistan Hamid Karzai pada 17 Oktober menyerukan pimpinan NATO untuk memberikan penjelasan atas pembunuhan tiga anggota keluarga Sameh Jan Sherzad di operasi fajar di distrik Chaki Wardak, Provinsi Wardak.
Ketidakamanan terus meningkat di Afghanistan meskipun terdapat hampir 150.000 pasukan pimpinan Amerika.
Sebuah laporan PBB mengenai Afghanistan yang dikeluarkan pada 28 September mengatakan rata-rata insiden keamanan tiap bulannya meningkat 40 persen.
Laporan itu juga mengatakan jumlah korban sipil dalam enam bulan pertama tahun ini meningkat 5 persen antara bulan Juni dan Agustus 2011 dibandingkan dengan periode tiga bulan yang sama tahun 2010.
Sekitar 130.000 orang terlantar akibat konflik di tujuh bulan pertama tahun ini, naik hampir dua pertiga dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Inilah wajah perang Afghanistan. Warga sipil Afghan telah membayar harga yang berat sejak invasi pimpinan AS ini dimulai pada tahun 2001. (althaf/arrahmah.com)