WASHINGTON (Arrahmah.com) – Lebih dari 2.000 tentara salibis asing tewas di Afghanistan sejak perang dimulai pada akhir 2001, dengan 434 orang tewas selama tahun 2010. Angka ini diumumkan oleh situs independen icasualties.org, dikutip Al Jazeera pada Senin (16/8/2010).
Secara keseluruhan, terdapat 2.002 tentara yang tewas sejak invasi pimpinan Amerika, termasuk 1.226 orang Amerika dan tentara Inggris sebanyak 331 orang. Sementara itu, dalam rentang enam bulan pertama tahun 2010 saja, terhitung 1.271 warga sipil Afghanistan yang tewas.
Pekan lalu, laporan semester pertama PBB tahun 2010 menunjukkan bahwa korban sipil telah naik hingga 31 persen tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Juni 2010 dinilai sebagai bulan paling mematikan dalam perang Afghanistan, dengan 102 pasukan salibis asing tewas saat melaksanakan operasi di provinsi Helmand selatan dan Kandahar.
Saat ini terdapat lebih dari 140.000 pasukan AS dan pasukan pimpinan NATO lainnya di Afghanistan. Penggembungan jumlah tentara ini diharapkan akan mampu mencerabut Taliban hingga ke akar-akarnya pasca digulingkan dari pemerintahan dalam invasi 2001. Meskipun demikian, AS cukup pesimis dengan ambisi tersebut. Pasalnya, tanda-tanda kemenangan tak kunjung berpihak pada Negeri Paman Sam tersebut. Yang terjadi justru sebaliknya. Korban dan kerugian lainnya bertubi-tubi menimpa pasukan asing. Hal ini pula yang memicu sengketa perang antara sekutu-sekutu AS, seperti Belanjda pada Februari lalu, dan Jerman pada bulan Mei tahun 2010.
Selain itu, semakin tingginya jumlah korban sipil di Afghanistan akibat serangan yang dilakukan NATO dan sekutunya menjadi sumber gesekan antara pemerintah Afghanistan dan sekutu Barat. (althaf/arrahmah.com)