YAMAN (Arrahmah.com) – Tentara rezim Ali Abdullah Saleh telah menyerang kembali para demonstran anti-rezim di selatan kota Taizz, menewaskan sedikitnya dua demonstran muslim.
Sementara beberapa lainnya terluka setelah tentara rezim menembaki ribuan demonstran yang menuntut hukuman untuk Saleh di Taizz pada hari Senin (9/1/2012). Beberapa orang yang terluka dilaporkan dalam keadaan kritis.
Rakyat Yaman melakukan demonstrasi kembali setelah pemerintahan sementara Yaman yang di dukung oleh negara teroris AS mengabulkan rancangan kekebalan hukum bagi Saleh, yang menimbulkan kemarahan besar di kalangan rakyat Yaman.
Rancangan tersebut, yang diterima oleh kabinet Yaman pada hari Ahad (8/1), juga berlaku untuk siapapun yang loyal terhadap Saleh, yang berisi, menyelamatkan mereka dari penuntutan hukuman atas segala kejahatan yang mereka lakukan selama masa dekade pemerintahannya.
Menurut pemerintah, Saleh dan rekan-rekannya, termasuk rakyat sipil, miiter, dan institusi yang loyal kepadanya selama periode kepresidenannya, dengan demikian diberikan kekebalan hukum dan peradilan.
Rakyat Yaman telah mendesak untuk penuntutan hukuman bagi Saleh sejak pemerintah sementara Yaman yang didukung negara teroris AS pada bulan November 2011 lalu memberikannya kekebalan hukum, setelah kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan olehnya dan para pasukan yang loyal kepadanya.
Rakyat Yaman mendesak penuntutan atas pembunuhan ratusan demonstran anti-pemerintah sejak revolusi dimulai di negara itu pada akhir Januari 2011.
Saleh yang telah “berkuasa” selama 33 tahun, menandatangani peralihan kekuasaan yang ditengahi oleh negara-negara Arab Teluk Persia pada 23 November 2011 lalu dan mundur dari jabatannya dan menyerahkannya ke wakil presiden Abdrabuh Mansur Hadi dengan imbalan “amnesti” diatas tumpahnya darah-darah muslim Yaman.
Saleh sekarang menjabat sebagai “presiden kehormatan” sampai pemili yang akan diadakan pada Februari mendatang.
Ratusan rakyat sipil Yaman telah terbunuh dan ribuan lainnya terluka dalam akibat kebiadabab pasukan rezim Saleh sejak dimulainya revolusi di negara-negara Arab pada akhir Januari 2011 lalu. (siraaj/arrahmah.com)