DAMASKUS (Arrahmah.com) – Pertempuran memanas pasukan rezim Bashar Al Assad dan para pejuang pemberontakan di pinggiran timur ibukota Suriah dan kota Aleppo pada hari Sabtu (29/9/2012), sebuah kelompok HAM melaporkan.
“Militer telah meningkatkan serangan terhadap daerah Ghuta Timur, fokus pada pinggiran Barzeh di ibukota, dan Harasta di dekatnya serta Douma di provinsi Damaskus,” kata direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman.
“Para pemberontak mulai menguat di sana, dan tentara ingin membasmi mereka sekaligus,” kata Abdel Rahman kepada kantor berita AFP.
Setidaknya 32 orang telah tewas di seluruh penjuru Suriah oleh tembakan pasukan keamanan pada hari Sabtu (29/9), menurut kelompok aktivis Komite Koordinasi Lokal.
Pertempuran pun terjadi di lingkungan Rif Dimishq, atau pedesaan Damaskus, di mana tentara rezim mengeksekusi delapan orang di hadapan umum, lapor oleh Pusat Media Suriah.
Wilayah Ghuta Timur dan provinsi Damaskus adalah rumah bagi beberapa batalyon terbaik tentara anti-pemerintah Tentara Bebaskan Suriah (FSA), termasuk Tajamo Ansar al-Islam.
Pada hari Rabu, dua bom mobil menghantam sebuah markas militer di jantung kota Damaskus, dan Tajamo Ansar al-Islam adalah kelompok FSA pertama yang mengklaim bertanggung jawab untuk operasi tersebut.
“Tentara melakukan balas dendam terhadap Damaskus, dan warga sipil yang tak bersalah pun harus membayar harga,” kata Matar Ismail, warga yang juga bertindak sebagai wartawan di Damaskus.
“Situasi di sini sangat buruk, terutama di wilayah timur. Dan rezim mengeksekusi banyak orang dengan sewenang-wenang.”
Sementara itu, pertempuran berkecamuk di beberapa kabupaten di Aleppo, di mana pemberontak meluncurkan serangan habis-habisan pada hari Kamis untuk menaklukkan kota utara, yang telah menjadi tempat dari beberapa kekerasan sengit di Suriah sejak 20 Juli lalu, kata Observatorium.
Pertempuran pecah di Kota Tua tengah dan kabupaten timur Arkub.
Suleiman al-Halabi, distrik utama di Aleppo, menjadi saksi bagi pertempuran yang menyebabkan tewasnya banyak orang.
“Orang-orang dari Suleiman al-Halabi telah melaporkan menemukan banyak mayat, tetapi mereka tidak tahu siapa mayat-mayat itu,” kata Abdel Rahman.
Kekerasan Sabtu terjadi sehari setelah total 136 orang tewas di seluruh Suriah, menurut Observatorium, di antaranya 85 warga sipil, 20 pemberontak, dan 31 tentara.
Lebih dari 30.000 orang telah tewas dalam kekerasan sejak pecahnya protes terhadap Presiden Bashar al-Assad pada Maret tahun lalu yang tumbuh menjadi pemberontakan, setelah munculnya tindakan brutal dan represif rezim. (althaf/arrahmah.com)