MARKA (Arrahmah.com) – Sedikitnya enam orang terluka dan lebih dari selusin properti hancur setelah pasukan penjajah Uni Afrika menembaki demonstran di kota pantai Somalia, Marka, ujar saksi mata kepada Al Jazeera.
“Ini adalah hari kedua kami diserang oleh mereka. Kami memprotes karena kami tidak ingin mereka ada di kota kami,” ujar seorang pedagang yang hanya memberikan nama depannya Abdi Fatah kepada Al Jazeera pada Senin (11/8/2014).
“Mereka mendukung panglima perang dengan darah di tangan mereka. Mereka menghancurkan lebih dari 12 bangunan.”
Konfrontasi dimulai pada Ahad (10/8) ketika tentara penjajah Uni Afrika menjadi target serangan bom ranjau yang diduga ditanam oleh Mujahidin Asy Syabaab.
Tentara pengecut tersebut membalasnya dengan melepaskan tembakan dan menangkap pemuda setempat, memicu protes oleh warga di kota, ujar saksi mata kepada Al Jazeera.
“Saya dipaksa untuk keluar dari rumah saya. Mereka di sini untuk melawan warga sipil atau Asy Syabaab? Aku tidak tahu apa yang saya lakukan kepada mereka,” ujar seorang ibu yang tidak mau disebutkan namanya.
Pejabat boneka membantah pernyataan warga dan tanpa bukti mengatakan bahwa Mujahidin Asy Syabaab melakukan infiltrasi dan bertanggung jawab atas masalah tersebut.
“Mereka bukan pengunjuk rasa. Mereka adalah pemuda yang dikirim oleh Asy Syabaab. Mereka membawa bendera Asy Syabaab,” klaim Abdul Khadir, Gubernur Shabelle Bawah, kepada Al Jazeera.
Pihak Uni Afrika juga membantah laporan itu dan menyatakan bahwa pasukan telah melakukan prosedur standar. Tetapi pernyataan saksi mata jelas membantah semua klaim yang dinyatakan baik oleh pihak pejabat boneka Somalia maupun Uni Afrika. Mereka berusaha menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi dan melempar kesalahan kepada Mujahidin Asy Syabaab. (haninmazaya/arrahmah.com)