KAPISA (Arrahmah.com) – Sedikitnya empat anak sekolah dan seorang guru tewas dan beberapa lainnya mengalami luka dalam serangan misil yang dilancarkan oleh agresor Peranics di sebuah sekolah di provinsi Kapisa di Afghanistan tengah.
Seorang anggota dewan provinsi boneka juga mengonfirmasikan serangan, lapor Press TV pada Senin (20/6/2011).
Sementara itu, presiden boneka Afghanistan, Hamid Karzai di Kabul mengatakan bahwa mereka hanya mendapatkan informasi mengenai pembunuhan guru sekolah dan anak-anak dan beberapa yang terluka. Para pejabat boneka tidak menyebutkan bahwa agresor Perancis telah membombardir sekolah selama jam sekolah berlangsung.
Perlu diingat bahwa pada akhir Mei lalu, teroris AS telah membunuh 12 anak dan dua perempuan di Afghanistan.
Pada saat itu, diketahui bahwa serangan udara di sebuah desa di provinsi Helmand juga mengakibatkan enam anak dan seorang perempuan mengalami luka parah.
Dalam kasus tersebut, seperti biasa, teroris NATO menyebut pembunuhan itu sebagai sebuah “kecelakaan” dan “berjanji” akan melakukan penyelidikan. Namun hingga kini kasus tersebut seperti menguap tanpa jejak.
Sementara itu, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh sumber Karzai, rumah-rumah sipil ditargetkan oleh serangan misil dari tiga helikopter NATO, dan bukan posisi Mujahid Imarah Islam Afghanistan.
Perempuan dan anak-anak di rumah tidak mengharapkan serangan itu dan mereka sedang tidak bersembunyi dari apapun. Mereka sengaja dibunuh dengan roket sebagai balasan atas serangan Mujahidin terhadap
pangkalan militer di Nevzade, sungguh pengecut!
Perlu diketahui bahwa teroris NATO secara teratur membunuh anak-anak Afghan, membombardir pesta pernikahan, prosesi pemakaman, melakukan serangan misil dan artileri di desa-desa, di mana Mujahidin tidak memiliki kehadiran di sana. Dan setiap kali peristiwa terjadi, teroris NATO selalu mengatakan, “akan melakukan penyelidikan”.
Teroris Amerika juga membunuh anak-anak Muslim di Pakistan dan Waziristan, menggunakan serangan pesawat tak berawak. Berbeda dengan Afghanistan, setelah pembunuhan di Waziristan, tentara salib AS tidak menganggap perlu untuk menanggapi tuduhan terhadap bocah-bocah tak berdosa di sana. (haninmazaya/arrahmah.com)