TEL AVIV (Arrahmah.id) – Tentara pendudukan “Israel” mengumumkan pada Selasa (17/12/2024) bahwa mereka membentuk sebuah divisi baru yang terdiri dari lima brigade untuk meringankan beban tentara cadangan, tetapi media “Israel” mengungkapkan bahwa mereka telah gagal merekrut jumlah tentara yang dibutuhkan.
“Dalam perang ini, kami telah belajar bahwa [tentara Israel] perlu lebih besar dan lebih luas untuk menghadapi situasi yang sulit dan perang yang berkepanjangan,” kata Kepala Staf Herzi Halevi dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi.
“Selama beberapa bulan ini, kami membentuk brigade baru cadangan yang sebagian besar terdiri dari individu-individu yang sudah berada di atas usia pengecualian dan telah menunjukkan kesediaan, menyadari urgensi saat ini, untuk melangkah maju dan mengatakan bahwa kami akan kembali melayani.”
Selama lebih dari 14 bulan, “Israel”, dengan dukungan Amerika, telah melakukan genosida di Jalur Gaza. Mereka juga mengobarkan perang yang menghancurkan di Lebanon antara 23 September dan 27 November.
Menurut Yedioth Ahronoth, tentara menghadapi kesulitan besar dalam merekrut sukarelawan untuk divisi ini, karena hanya mampu merekrut 3.000 orang selama sembilan bulan dari 15.000 orang yang dibutuhkan. Dikatakan bahwa brigade “Daud” divisi ini akan beroperasi dalam dua misi, yang pertama adalah mengamankan perbatasan dengan Yordania dan yang kedua adalah “menghadapi skenario ledakan yang mirip dengan apa yang terjadi pada 7 Oktober 2023.”
Hari itu adalah hari di mana pejuang perlawanan Hamas melintasi perbatasan dan menargetkan 11 pangkalan militer dan 22 permukiman yang berdekatan dengan Gaza, membunuh dan menangkap tentara “Israel” sebagai tanggapan atas kejahatan harian pendudukan “Israel” terhadap rakyat Palestina dan kesucian mereka, terutama Masjid Al-Aqsa.
“Sekitar 15.000 tentara infanteri ringan dijadwalkan bertugas di divisi tersebut, tanpa kendaraan lapis baja, tetapi dengan senjata pribadi, meriam, peluncur dan penembak jitu, di samping kru pesawat tak berawak untuk mendeteksi dan menyerang,” tambah Yedioth Ahronoth.
Dikatakan bahwa divisi ini akan dikerahkan untuk mempertahankan Dataran Tinggi Golan, Lembah Yordan, Galilea, Yerusalem dan Negev. Para prajurit akan menyimpan senjata dan peralatan lainnya di rumah mereka untuk memungkinkan mereka memberikan respon yang cepat terhadap “kejadian-kejadian eksplosif”.
Genosida “Israel” yang sedang berlangsung di Jalur Gaza adalah perang terpanjang yang pernah dilancarkan oleh tentara penjajah sejak berdirinya negara Zionis di tanah Palestina yang diduduki pada 1948. (haninmazaya/arrahmah.id)